Konferensi Syahadah Internasional Kedua Digelar di Batam

Media Center Batam – World Syahadah Council akan menggelar konferensi internasional 2018 di Batam. International Syahadah Conference 2018 ini akan digelar di Planet Holiday Hotel, 14 Desember mendatang.

“Pada siang harinya konferensi akan dihadiri 1.500 peserta dari ulama, cendekiawan, guru, kaum muslimin. Ratusan peserta datang dari luar negeri. Dan 30 ulama dari 25 negara,” kata panitia lokal, Taten Rustandi dalam konferensi pers di Kantor Walikota Batam, Senin (10/12).

Pada malam harinya kegiatan dilanjutkan dengan dialog antar agama. Kegiatan ini rencananya diikuti 300 peserta dari Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Pembicara yang dihadirkan berasal dari dalam dan luar negeri.

Kemudian dilanjutkan dengan acara untuk umum di Masjid Agung Batam Centre. Pembicara berkisar 15 orang. Di antaranya pimpinan Pondok Pesantren Gontor, kemudian dari Kudus, dan Papua Nugini.

“Di Masjid Agung kita targetkan 2.000 peserta. Dilanjutkan dengan acara di Tanjungpinang pada tanggal 16 Desember. Sekaligus ditutup oleh Gubernur Kepri,” kata Vice President Global Syahadah Mission, Khadiijah.

Ulama-ulama yang akan hadir di acara ini berasal dari berbagai negara. Seperti Amerika Serikat, Indonesia, India, Libanon, Palestina, China, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja.

Founder World Syahadah Council, Syekh Ismail Kasim mengatakan kegiatan konferensi internasional ini pertama kali diadakan di Malaysia. Indonesia dalam hal ini Batam dan Tanjungpinang menjadi tuan rumah untuk konferensi kedua.

Batam dipilih karena lokasinya yang strategis. Dan mudah dijangkau dari negara-negara tetangga Indonesia.

“Kita mengundang 55 negara, tapi yang sudah konfirmasi hadir 20-25 negara. Tiap pembicara akan berbagi ilmu mengenai kesaksian, witnesses,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa penyaksian ini sangat penting untuk mencapai keamanan, kebahagiaan, keharmonisan. Menurutnya majelis ini sudah mendapat dukungan 2.500 ulama, pemikir, ahli politik islam. Serta sokongan dari keyakinan antar agama lainnya.

“Tujuan utama kami adalah membawa keamanan di bawah panji syahadah,” sebutnya.

Pada tanggal 14 Desember nanti juga akan diserahkan investasi tahap awal dari World Syahadah Council kepada Yayasan Al-Ikhlas Darussalam sebagai perpanjangan tangan di Indonesia. Dana 1,1 juta Ringgit Malaysia dari total rencana investasi RM55 juta akan digunakan untuk pembangunan pondok pesantren.

Pondok pesantren bagi anak-anak yatim antar bangsa ini akan didirikan di lahan seluas 10 hektare di Teluk Lengung Nongsa. Lokasi ini juga akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan tentang penyaksian bagi seluruh pesantren di Indonesia dan Asia.

“Dalam masa tiga bulan, pembangunan akan dimulai. Sistemnya akan mengikuti sistem pengajian pesantren di Indonesia. Tapi pengajarnya datang dari seluruh dunia,” kata Syekh Ismail Kasim.

Mungkin Anda juga menyukai

DD