Bekraf Pertemukan Pelaku Ekonomi Kreatif dengan Perbankan
Media Center Batam – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar Conventional Business Matching bagi pelaku industri kreatif di Kota Batam. Kegiatan ini digelar di BCC Hotel Lubukbaja, Sabtu (13/10), dengan peserta 100 pelaku ekonomi kreatif, pelajar, dan mahasiswa.
“Tujuan kegiatan ini adalah mempertemukan perbankan konvensional dengan pelaku kreatif. Sehingga pelaku kreatif berkesempatan memperoleh pembiayaan untuk keberlangsungan usahanya,” kata Ketua Panitia Business Matching, Heri Nugroho.
Pada pertemuan ini, pelaku kreatif bisa berinteraksi dan berdiskusi secara intens dengan perbankan. Karena itu perbankan juga diberi kesempatan untuk menyampaikan skema permodalan yang mereka miliki.
“Jadi pelaku kreatif bisa langsung berhubungan dengan bank. Dan pihak bank sudah menyampaikan, mereka akan difasilitasi, dibantu, apa yang dibutuhkan teman-teman pelaku kreatif,” tutur Kasubdit Perbankan Konvensional Bekraf, Dedy Andriansyah.
Business matching ini sudah dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia. Program Deputi Akses Permodalan ini tak hanya untuk perbankan konvensional tapi juga syariah serta non perbankan.
Acara ini menghadirkan pemateri Jerry Andrian yang menjelaskan manajemen keuangan usaha. Perencana keuangan ini memaparkan bagaimana cara mengatur keuangan pribadi dan usaha. Ia juga memberikan tips mengelola keuangan yaitu dengan mencatat penggunaan uang pribadi dan usaha. Kemudian mengalokasikan penggunaan uang, tidak memiliki banyak cicilan, serta mempunyai tujuan saat menabung.
Pemateri lainnya yaitu Community Manager Bukalapak, Ian Agisti Dewi Rani. Ia menyampaikan tentang market place bagi produk kreatif. Menurutnya potensi bisnis dalam jaringan (online) di Indonesia sangat besar karena 132,7 juta penduduk Indonesia menggunakan internet.
“Bukalapak mempunyai lebih dari 4 juta pelapak, 50 juta pengguna, dan 400 juta kunjungan setiap bulan. Pelaku ekonomi kreatif Batam juga berkesempatan menangkap peluang tersebut untuk mengembangkan usahanya secara online,” kata Ian.
Sebagai informasi tambahan, disampaikan bahwa Bekraf merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggungjawab di bidang ekonomi kretif. Ada 16 bidang yang masuk dalam ekonomi kreatif di Indonesia. Yaitu aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.