Korban Puting Beliung Tinggal di Tetangga
Media Center Batam – Riyen tampak sedang menggendong bayinya yang berusia tiga bulan di depan rumah tak beratap, Senin (3/9). Rumah di Perumahan Jupiter, Marina, Kecamatan Sekupang ini menjadi korban angin puting beliung pada Jumat (31/8) lalu.
“Kejadiannya siang, waktu orang shalat Jumat. Plafon rumah runtuh, kena kepala saya. Ini sampai benjol,” kata Riyen sambil menunjukkan posisi kepalanya yang tertimpa runtuhan langit-langit rumah.
Selain rumah Riyen, ada empat rumah lain yang menjadi korban amukan angin di perumahan tersebut. Semuanya alami hal yang sama, atap habis terangkat.
Saat ini, korban puting beliung diungsikan ke rumah lain yang masih kosong. Hal ini berdasarkan kesepakatan dengan pihak RT/RW setempat.
“Sekarang kami tinggal di rumah yang kosong di blok A. Barang-barang semua diangkut ke sana. Soal ganti rugi asuransi atau dari developer belum ada kabar,” tuturnya.
Ibu dua anak ini mengaku belum tahu akan bagaimana ke depannya. Ia berharap ada bantuan dan kejelasan untuk rumahnya yang sudah tak beratap itu.
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad yang mengunjungi lokasi terdampak mengatakan pemerintah akan keluarkan dana tak terduga penanggulangan bencana bagi para korban. Ada 72 rumah yang menjadi korban bencana angin puting beliung tersebut. Mereka tersebar di tiga perumahan, dua kecamatan.
“Paling banyak di Tanjungriau, 59 rumah. Lima di antaranya rusak berat. Di Jupiter ini lima rumah, semuanya masuk kategori rusak berat,” kata dia.
Rumah yang rusak berat akan dibantu Rp 5 juta. Sedangkan rumah rusak ringan diberi bantuan Rp 2 juta. Bantuan akan disalurkan langsung ke rekening bank milik korban.
Tahap awal, kelurahan akan mendata para korban. Kemudian diserahkan ke Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk pengajuan pencairan dana.
“Mungkin butuh sedikit waktu. Insya Allah akan dipenuhi itu. Tapi itulah mampunya kita,” ujar Amsakar.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menyerahkan bantuan perlegkapan rumah kepada warga di Tanjungriau. Bantuan yang diberikan antara lain selimut, tikar, perlengkapan makan, dan bahan makanan.
“Kita berharap masyarakat tetap semangat. Kehadiran kita untuk menyemangati masyarakat. Ini bentuk pemerintah tetap hadir,” tuturnya.
Amsakar mengatakan sekecil apapun bencana dan peristiwa, harus dimaknai dengan membangun kebersamaan dan solidaritas. Spirit ini pun sudah tampak dari warga yang gotong royong membantu para korban.
Warga sekitar menyediakan tempat tinggal sementara. Sehingga tidak perlu sampai dibangun tenda darurat, dapur umum dan sebagainya.