Peserta SMP Singapura Tanyakan Perubahan FTZ ke KEK

Walikota Batam, Muhammad Rudi (Baju Putih) menerima kunjungan peserta Senior Management Program (SMP) Singapore angkatan ke-26 di Kantor Walikota Batam, Senin (29/7).

Media Center Batam – Walikota Batam, Muhammad Rudi menerima kunjungan peserta Senior Management Program (SMP) Singapore angkatan ke-26 di Kantor Walikota Batam, Senin (29/7).

Ketua rombongan, Kolonel Udara Ng Pak Shun menyampaikan terima kasih kepada Walikota Batam karena telah meluangkan waktu untuk bertemu mereka. Ia menjelaskan peserta SMP ini adalah pejabat kementerian dan instansi di Singapura, termasuk bidang perdagangan dan pariwisata.

“Program ini berlangsung selama enam minggu. Tujuannya memberikan kesempatan untuk kita belajar lebih banyak tentang perkembangan di Singapura dan negara sahabat sehingga bisa menghadapi tantangan-tantangan ke depan,” tutur Pak Shun.

Sebelum Batam, sekitar 40 peserta SMP angkatan XXVI ini sudah terlebih dulu kunjungi Palembang dan Jakarta pekan lalu. Maksud kunjungannya sama yaitu ingin mengetahui perkembangan yang sedang terjadi.

“Dan bagaimana kita mungkin ada kesempatan bekerja sama dalam berbagai bidang,” ujar Head of Air Training Department ini.

Sesuai tujuan kunjungan, pada kesempatan tersebut juga dilakukan tanya jawab dari peserta kepada Walikota Batam, Muhammad Rudi. Satu di antaranya menanyakan tentang pendapat Rudi terhadap rencana perubahan Batam dari Kawasan Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) menjadi Special Economic Zone (SEZ) atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Atas pertanyaan tersebut, Rudi mengaku sambut baik rencana tersebut. Karena tujuan hadirnya SEZ di Batam adalah untuk mempermudah birokrasi perizinan.

“FTZ ke KEK itu saya rasa untuk memenuhi keinginan investor Singapura juga. Maka perintah Pak Presiden, di samping FTZ juga dibuka SEZ. Sebetulnya untuk mempermudah birokrasi, proses izin di Kota Batam. Maka kami sambut baik SEZ ini. Supaya yang ingin investasi, birokrasinya bisa persis seperti di Singapura. Urusannya hanya di layar komputer,” terang Rudi.

Pertanyaan lainnya seputar produk dan upaya promosi pariwisata. Serta sumber tenaga kerja yang ada di Kota Batam.

Terkait promosi pariwisata, menurut Rudi, Batam sebagai pemerintah daerah tingkat II dibebaskan oleh pemerintah pusat. Namun sebagai penyumbang wisatawan mancanegara terbesar ketiga di Indonesia, Batam mendapat insentif dari pusat berupa paket Hot Deals.

Bantuan lain yang diberikan pusat adalah pengadaan autogate di pelabuhan internasional Batam. Hal ini akan semakin memudahkan wisatawan mancanegara yang akan masuk ke Batam khususnya dalam hal antrean imigrasi.

“Sekarang baru ada di Harbour Bay. Harapannya ke depan semua pelabuhan ada. Dan kalau boleh, di Singapura juga ada autogate untuk warga Indonesia,” ungkapnya.

Rudi mengatakan Batam memang tak bisa dibandingkan dengan Singapura. Di Singapura semua sudah terintegrasi dengan pemanfaatan teknologi. Selain itu ekonomi Singapura sudah bisa diprediksi hingga 50 tahun ke depan. Sementara Batam belum bisa seperti itu.

“Kehidupan kami di sini seperti Jakarta. Semua suku, agama, ada. Tapi toleransi kehidupan sangat bagus,” ujarnya.

Mungkin Anda juga menyukai

DD