Linimasa Perkembangan Batam Tergambar di Museum Raja Ali Haji

Media Center Batam – Museum Raja Ali Haji Batam mengusung konsep linimasa. Perjalanan sejarah Batam sejak masa Kerajaan Riau Lingga hingga saat ini tergambar dalam museum yang berlokasi di Dataran Engku Putri tersebut.

Cerita sejarah Batam ini dituangkan dalam bentuk dua dimensi. Foto-foto tiap masa ditempel di dinding museum secara berurutan.

“Sejarah dari Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Batam, BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khasanah Melayu, dan masa pembangunan infrastruktur atau Batam sekarang semua bisa dilihat di sini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata di Sekupang, Sabtu (11/1).

Museum ini juga akan diisi berbagai benda yang terkait dengan kebudayaan masyarakat melayu di Batam. Seperti peralatan tradisional, upacara adat, pakaian adat, peninggalan sejarah, hingga keramik-keramik kuno.

“Ada banyak benda bersejarah yang bisa diketahui ketika mereka berkunjung ke Museum Batam,” pungkasnya.

Ardi mengatakan kehadiran museum ini diharapkan dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Sekaligus untuk memenuhi kebutuhan warga Batam dalam mendapatkan informasi seputar sejarah peradaban di Batam.

“Museum ini juga bisa menjadi destinasi wisata edukasi bagi pelajar di Batam,” ujarnya.

Menurutnya saat ini museum sedang direvitalisasi. Proses revitalisasi sudah berlangsung sejak akhir tahun 2019 lalu dengan menggunakan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Diperkirakan akhir bulan ini revitalisasi selesai,” kata dia.

Mungkin Anda juga menyukai