Palet FCS Direncanakan Bantu Kurangi Sampah Plastik Batam
Media Center Batam – Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi palet plastik akan mulai beroperasi akhir Maret. Perusahaan ini dalam jangka panjang direncanakan ikut mengurangi tumpukan sampah plastik di Kota Batam.
“Sekarang ini sumber biji plastik masih impor dari Jepang, Amerika, dan Singapura. Tapi nanti ke depannya akan mengambil dari lokal. Dan rencana jangka panjang, kami juga akan mengolah dari sampah plastik rumah tangga lokal, menjadi biji plastik, sebagai bahan baku pembuatan palet,” kata CEO PT FCS RGP Plastic, Yao Shanhua di Batam Centre, Jumat (15/3).
Pabrik pengolah biji plastik menjadi palet ini berlokasi di Kabil Nongsa. Berdiri di atas lahan seluas 5 hektare, perusahaan masuk dengan nilai investasi awal sebesar Rp 200 miliar. Dan dalam perencanaannya bisa mempekerjakan sampai 300 orang karyawan dari tenaga kerja lokal.
“Kami merencanakan untuk rekrut orang lokal. Tahap awal ini sekitar 60-70 karyawan. Nanti akan ditambah seiring dengan peningkatan produksi,” ujarnya.
Meski baru diresmikan 28 Maret mendatang, perusahaan sudah mulai melakukan ujicoba produksi. Dengan mesin berteknologi terbaru yang didatangkan dari Taiwan, tiap palet bisa dicetak dalam waktu sekitar 80 detik. Berdasarkan penghitungan, dalam setahun perusahaan ini bisa memproduksi 2 juta palet plastik.
“Sekarang kita punya tiga mesin dan akan datang lagi nanti. Kita sudah lakukan ujicoba produksi. Sudah ada sekitar 30.000 palet. Hasil produksi kita ini nanti akan diekspor ke Amerika dan Singapura,” sebut Yao.
Ia mengatakan investor perusahaan berasal dari tiga negara, Amerika, Singapura, dan Taiwan. Dalam proses produksinya, perusahaan mengedepankan sistem Go Green.
“Perusahaan kami mementingkan 3 Nol. Nol polusi udara, nol air limbah, dan nol sampah,” tuturnya.
Operational Manager PT FCS RGP Plastic, Adi Zainal menjelaskan dalam proses pencetakan palet tidak menggunakan pembakaran sehingga tak ada polusi udara. Semua berjalan dengan sistem elektrik.
Kemudian air sisa proses produksi, diolah kembali menggunakan mesin pengolah khusus yang didatangkan dari China. Sehingga air tidak dibuang menjadi limbah. Melainkan bisa dimanfaatkan kembali untuk penyiraman taman hingga kolam ikan.
Sementara biji plastik bahan baku produksi tidak ada yang terbuang menjadi sampah. Karena semua bisa digunakan kembali untuk pembuatan palet.
“Kami sangat mementingkan soal lingkungan di sini. Kita pakai teknologi paling canggih sekarang. Dan mesinnya kita dapat dari perusahaan induk,” kata dia.
Adi menambahkan perusahaan ini sudah beroperasi puluhan tahun. Yakni di Shanghai China, Singapura, dan Thailand. Ekspansi ke Batam dilakukan karena melihat posisi Batam yang dekat dengan Singapura. Sehingga proses ekspor dirasa akan lebih mudah.
“Terima kasih atas dukungan pemerintah pusat dan daerah sehingga kami bisa mulai beroperasi sesuai jadwal,” tambah Adi.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Batam, Herman Rozie mengatakan perusahaan seperti ini yang didukung pemerintah. Karena bukan mengimpor sampah plastik ke Batam. Bahkan perencanaan ke depannya dapat mengurangi sampah plastik lokal.
“Kita sudah lihat saat ujicoba produksi. Dan memang zero waste,” sebut Herman.