Bayam Bantu Tekan Inflasi Batam

Media Center Batam – Inflasi Kota Batam pada Februari 2019 tercatat sebesar 0,26 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi Januari 2019 sebesar 0,08 persen dan lebih tinggi dari inflasi nasional yang mengalami deflasi 0,08 persen.

“Sementara inflasi year on year, Februari 2019 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,05 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Rahyudin dalam acara rilis data inflasi Februari 2019 di Aula Kantor Walikota Batam, Jumat (1/3).

Adapun inflasi bulan kalender, kumulatif Januari-Februari 2019, tercatat sebesar 0,34 persen. Ini menempatkan Batam pada urutan kelima dari 24 kota di Sumatera untuk inflasi kumulatif sampai Februari 2019. “Tahun lalu kita nomor 17,” kata dia.

Berdasarkan data, andil terbesar penyumbang inflasi Kota Batam di bulan kedua 2019 ini berasal dari transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Sektor ini mencatatkan inflasi sebesar 2,34 persen. Sementara bahan makanan justru mengalami deflasi 1,19 persen.

“Seperti bayam, cabai merah, bawang merah mengalami deflasi. Sedangkan komoditas yang alami inflasi antara lain angkutan udara, selar, dan kacang panjang,” ujarnya.

Deflasi pada bahan makanan ini, menurutnya, menunjukkan keberhasilan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menekan inflasi khususnya pada komponen volatile food. Program-program seperti pasar murah dinilai cukup berhasil menekan harga bahan pangan di pasar.

Rahyudin mengatakan untuk bulan Maret ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian TPID. Termasuk di dalamnya bayam, ikan, dan tiket pesawat.

“Bayam ini perlu jadi perhatian. Karena biasanya habis turun, akan naik lagi. Kemudian ikan juga masih harus jadi perhatian karena masih angin utara. Dan tiket angkutan udara juga,” tuturnya.

Mungkin Anda juga menyukai