Amsakar: HIV/AIDS Merisaukan Hati

Media Center Batam – Kondisi HIV/AIDS di Batam sudah masuk kategori merisaukan hati. Hal ini disampaikan Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad usai membuka Kampanye “Kilau Generasi Bebas HIV dan AIDS” di Dataran Engku Putri Batam Centre, Selasa (13/11).

“Batam ini crossborder (perbatasan), daerah lalu lintas orang termasuk daerah rentan berjangkitnya HIV/AIDS. Sampai 2018 sudah 600 terjangkit HIV, 206 teridentifikasi AIDS, dan 68 orang meninggal dunia. Jadi acara ini memang memiliki urgensi diselenggarakan di Batam karena kondisinya cukup merisaukan hati,” kata Amsakar.

Adapun upaya untuk mengantisipasi penyebaran lebih luasnalya perlu dilakukan sosialisasi. Antara lain sosialisasi untuk mencegah prilaku menyimpang. Kemudian orangtua selaku lembaga pertama untuk memberikan edukasi pada anak-anak, harus membentengi anak dengan pendidikan moral.

“Institusi pendidikan juga kita harap dapat menyibukkan anak dengan kegiatan belajar mengajar dan ekstrakulikuler yang produktif sehingga bisa menambah daya kreatif, menumbuhkan daya inovatif mereka. Ini menjadi tanggungjawab kolektif. Butuh kerjasama dan penanganan yang terintegrasi,” ujarnya.

Amsakar mengatakan saat ini Pemerintah Kota Batam sedang konsentrasi mengembangkan pariwisata. Ia berharap di saat yang sama wilayah spiritual masyarakat dapat diperkokoh.

“Wisata Batam beberapa tahun terakhir sudah bergeser. Orang cenderung datang ke Batam melakukan kegiatan baik, berbudaya. Meski begitu tetapi harus ada kewaspadaan kita bersama. Masuk orang ramai, tidak kita jaga masyarakat kita kan bahaya,” sebutnya.

Kampanye yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI diikuti 800 pelajar di Kota Batam. Plt Deputi Perlindungan Anak, Sridanti Anwar mengatakan HIV/AIDS merupakan salah satu momok penyakit. Sehingga orang dengan HIV/AIDS mengalami diskriminasi sosial akibat kurangnya pemahaman.

“Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun selalu bertambah. Baik pada orang dewasa maupun anak. Pengidap terbanyak pada usia produktif 20-30 tahun. Di Indonesia pada 2016 tercatat lebih 36,7 juta jiwa penderita HIV dan AIDS. Penyebab tertinggi hubungan heteroseksual. Jumlah penderita laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, 65 persen banding 35 persen,” paparnya.

Berdasarkan data, penderita HIV/AIDS terbanyak tahun 2017 ada di DKI Jakarta, 48.502 orang. Kemudian di Jawa Timur 35.168 orang, Papua 27.052 orang, Jawa Barat 26.066 orang, Jawa Tengah 19.272, dan Bali 15.873 orang.

Menurutnya permasalahan utama penanganan HIV/AIDS adalah sulitnya melakukan upaya pencegahan dini. Hal ini disebabkan pengidap HIV/AIDS tidak mau atau tak berani memeriksakan diri ke lembaga layanan. Ini yang sebabkan terjadinya penularan hingga di usia kalangan anak bahkan sampai bayi atau janin yang ada di dalam kandungan.

Mungkin Anda juga menyukai