Batam Bantu Bangun Lokal di Pesantren Lombok

Media Center Batam – Panas terik tengah hari bakda zuhur, rombongan penyerahan bantuan Batam Peduli Lombok tiba di gerbang pondok pesantren Al-Aiziziyah Gunung Sari Lombok Barat, Selasa (23/10). Rombongan Batam disambut hangat ustad Fawaz dan pengurus pondok lainya. Kepada rombongan dari Batam, Ustad Fawaz menjelaskan detail kerusakan bangunan pondok yang digoyang gempa sejak Juli lalu. 

“Bapak-bapak bisa lihat anak-anak kita tidur dan beraktivitas di bawah tenda sejak gempa. Anak-anak hanya bisa bertahan sampai jam 11 siang belajar di bawah tenda. Setelah itu masya Allah panasnya luar biasa, sehingga anak-anak dipindahkan ke Masjid yang alhamdulillah tidak rubuh,” jelasnya. 

Bangunan pondok bercat hijau yang terdiri dari asrama dan kelas berlantai empat hanya menyisakan kayu pada atapnya. Sementara sebagian dinding sudah roboh. Pada tengah lapangan berderet terpal-terpal yang dijadikan tenda sementara tempat berlindung santri selama gempa melanda Pulau Lombok.

Pondok pesantren tahfiz Al-Aziziyah yang berdiri sejak puluhan tahun lalu ini memiliki 3.500 santri ikhwan dan akhwat. Mereka berasal dari Lombok dan luar daerah. Pondok pesantren ini merupakan salah satu pencetak hafiz dan hafizah di pulau seribu masjid. 

Diceritakan Ustad Fawas, pada gempa yang mengguncang Pulau Lombok dengan skala 7.0 magnitudo salah seorang santri menjadi korban tertimpa.  Santri tersebut sedang sakit. Karena semua panik jadi santri tersebut terlambat keluar dari bangunan dan tertimpa dinding. 

“Tapi itu sudah takdir Allah, dan seperti inilah kondisi kami sekarang walau secara konstruksi masih bisa digunakan tapi dinding dan atap semua hancur dan harus kami mulai dari awal,” ujarnya.

“Setelah kejadian gempa sebagian santri harus dipulangkan ke orangtua masing-masing dan pesimis untuk bisa bangkit.  Namun hikmah di balik bencana ternyata ditunjukan Allah kepada kami. Orangtua santri dan donatur dari luar daerah membantu kami untuk bangkit dan terus mencetak generasi penghafal quran bebernya,” sambungnya lagi.

Ia menyampaikan bantuan dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam ini juga sangat disyukuri dan disambut baik. Empat unit lokal sementara yang dibangun dirasa manfaatnya. Bahkan sebelum diresmikan lokal tersebut sudah digunakan untuk asrama santri dan tempat belajar.

“Kami mewakili pengurus dan santri Ponpes Al-Aziziyah mengucapkan ribuan terimakasih kepada masyarakat Batam,  semoga ini menjadi amal jariah bagi masyarakat Batam yang sudah membantu,” ucapnya. 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Kota Batam, Usman Ahmad mewakili rombongan menyampaikan duka mendalam atas musibah gempa yang Lombok alami. Namun saat melihat semangat santri yang istiqomah menjaga ayat-ayat Al-Quran memberikan inspirasi dan semangat bagi rombongan dari Batam.

“Kami terharu melihat semangat anak-anak kita menghafal Al-Quran dengan situasi yang sulit,” kata Usman.

Ia berpesan kepada pengurus dan seluruh santri agar tetap semangat dan bangkit karena masih ada saudara-saudara umat muslim yang akan membantu sehingga pulih kembali. 

Pembangunan empat sekolah sementara di pondok pesantrean Al-Aziziyah tidak lepas dari peran relawan  LAZ Masjid Agung Batam. LAZ Batam sejak pertama gempa langsung menurunkan tim ke Lombok.

Ketua LAZ Batam Ustad Syarifuddin menjelaskan LAZ Batam bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggalang dana saat Tabligh akbar Ustad Abdul Somad dan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf. Dananya sudah disalurkan ke Lombok Timur dan Lombok Utara dengan membangun tenda darurat, dapur umum, dan obat-obatan. 

Sedangkan aksi yang kedua ini dari sumbangan masyarakat Batam melalui masjid,  yayasan dan sekolah di bawah koordinasi Kementerian Agama.

“Dana terkumpul sebanyak Rp 460 juta, Rp 200 juta diserahkan melalui Pemko Batam kepada Pemprov NTB.  Sedangkan Rp 260 juta kami wujudkan dalam bentuk bangunan yaitu empat lokal kelas di pondok pesantrean Al-Aziziyah,  satu mushola, dan sepuluh hunian sementara di Lombok utara,” papar Syarifuddin.

Penentuan bantuan dalam bentuk bangunan ini setelah survei dari pertama tanggap darurat sampai rekonstruksi.  Kebutuhan saat ini tidak berupa kebutuhan makanan tetapi rehabilitaai pasca gempa untuk tempat tinggal dan belajar. Apalagi seperti diketahui usia penggunaan terpal sejak tanggap darurat mulai lapuk dan masyarakat membutuhkan hunian sementara sampai proses rekonstruksi Lombok selesai. 

“Insyaallah amanah dari masyarakat Batam sudah kita salurkan tepat sasaran,” tutupnya. 

Mungkin Anda juga menyukai