Kadisperindag Akui Harga Ayam Masih Tinggi
Media Center Batam – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Zarefriadi mengatakan pasca Idul Adha 1439 H/2018 M, tak ada perubahan harga komoditas pangan yang signifikan. Namun menurutnya, harga jual ayam di Kota Batam masih perlu diturunkan.
“Tak ada yang berubah signifikan. Tapi terkait ayam masih perlu diturunkan,” kata Zarefriadi, Jumat (24/8).
Berdasarkan hasil pemantauan tim Disperindag pada Selasa (21/8), harga ayam di sejumlah pasar Kota Batam masih cukup tinggi. Yakni pada rentang harga Rp 36.000-42.000 per kilogram ayam ras.
Harga terendah didapat di Pasar Toss 3000 Jodoh, yang merupakan pasar besar di Kota Batam. Sementara untuk pasar yang berlokasi dekat perumahan warga, harganya beragam, mulai Rp 39.000, Rp 40.000, hingga Rp 42.000 per kilogram.
Menurutnya kondisi ini tak hanya terjadi di Batam, tapi juga di daerah lain di Indonesia. Ia mengutip pernyataan Kementerian Perdagangan, kondisi ini terjadi karena kenaikan harga ayam di musim Idul Fitri lalu terlalu tinggi. Sehingga untuk menurunkannya kembali ke harga normal cukup sulit.
Adapun harga ayam di Batam sepekan pasca Idul Fitri, Juni lalu, berkisar Rp 36-38 ribu per kilogram. Harga ini dinilai pedagang di Pasar Fanindo Batuaji dan SP Plaza Sagulung sudah cukup tinggi pada masanya.
“Harga daging ayam belum juga turun-turun,” tutur Ridwan, pedagang di SP Plaza, akhir Juni lalu.
Di pasar yang sama pada Kamis (23/8), harga ayam masih di kisaran Rp 40.000. Pedagang di Pasar Fanindo, Aan mmengatakan harga ini sudah turun Rp 1.000 harga sebelumnya. Ia mengaku tak tahu penyebab tingginya harga jual ayam tersebut. Menurutnya kenaikan harga sudah terjadi mulai dari tingkat peternak.
“Kami menyesuaikan dengan harga dari peternak. Tak mungkin ambil untung banyak. Modalnya yang memang sudah tinggi makanya kami jual juga mahal,” tuturnya.