Seratus Pendeta Menetap Ikuti Pelatihan
Media Center Batam – Seratus pendeta mengikuti Pelatihan Ikatan Pendeta Menetap Batam (IPMB) di aula Kantor Walikota Batam, Selasa (9/7). Pelatihan digelar dua hari dengan menghadirkan tiga narasumber lokal dan dari Jakarta.
Ketua IPMB, Pendeta Fresly Sihombing mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Batam atas pelatihan yang digelar bagi para pendeta. Dan pendeta di Batam akan tetap setia, menjaga, dan mengikuti arahan Pemko Batam.
“Kiranya melalui pelatihan ini kami selalu dapat disegarkan. Kiranya tuhan memberkati kita semua,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Fresly juga menyampaikan beberapa keluhan dan masukan bagi Pemko Batam. Menurutnya pihak gereja merasa resah melihat anak-anak remaja yang menghabiskan waktu di warung internet sampai larut malam. Ia berharap pemerintah turun tangan untuk menertibkan ini.
Selain itu, ia juga menyampaikan harapan tentang perekonomian Kota Batam. Menurut Fresly banyak jemaat gerejanya yang sudah pulang kampung dan tidak kembali ke Batam. Hal ini terjadi karena perekonomian yang lesu.
“Kami hanya bisa menyampaikan untuk sabar, tenang, memotivasi untuk buat usaha. Kami dari kalangan gereja juga membina usaha kecil. Beberapa hari lalu ada pelatihan dari provinsi, ada sebagian dari kalangan pendeta yang mengikuti,” tuturnya.
Dan kepada Pemko Batam serta Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Fresly menyarankan untuk membuat kegiatan silaturahmi antar pemuka agama. Khususnya di masa-masa menjelang pemilu seperti sekarang.
“Mungkin bisa mengurangi tensi politik yang berkembang dan tercipta kedamaian,” kata Fresly.
Kepala Kantor Kemenag Batam, Erizal Abdullah mengamini rencana tersebut. Ia benarkan bahwa Batam bisa maju karena umat beragamanya bersatu. Dan ini harus dipertahankan selalu.
Hal senada diungkapkan Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad. Ia mengatakan pertemuan antar pemuka agama tersebut akan dilaksanakan bulan depan.
“Bisa kita ambil momen Hari Kemerdekaan untuk silaturahmi,” kata dia.
Amsakar mengatakan Batam sudah ditetapkan untuk menjadi bandar dunia madani. Konsep madani itu menurutnya yang paling tepat di Batam. Karena selama ini masyarakat Batam telah menjalin kebersamaan dalam keberagaman.
Pada tahap implementasi, Batam yang sebenarnya kota metropolis, beranda terdepan wilayah barat dalam hubungan Indonesia dengan internasional, tapi umat di Batam luar biasa taat menjalankan ibadah agamanya. Pada berbagai kesempatan kegiatan keagamaan, selalu dipadati umat beragama.