OJK: Perkembangan Sistem Keuangan Kepri Positif
Media Center Batam – Kondisi sistem keuangan Provinsi Kepulauan Riau terjaga stabil di tahun 2018 ini. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri, Iwan M Ridwan mengatakan sampai semester II secara umum perkembangan jumlah Bank dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) dinilai positif.
“Ada penambahan jaringan kantor empat bank umum, tiga perusahaan pembiayaan, dan dua perusahaan asuransi. Sedangkan di pasar modal terdapat penambahan satu galeri investasi,” papar Iwan di Sukajadi, Rabu (12/12).
OJK Kepri, kata Iwan, berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Caranya dengan terus mendorong peran sektor jasa keuangan dalam memacu pertumbuhan Provinsi Kepri.
Berdasarkan data, aset bank umum per September 2018 sebesar Rp 49,99 triliun atau tumbuh 3,98 persen (year on year/yoy). Kredit bank umum tercatat Rp 35,72 triliun, tumbuh 4,73 persen. Sementara dana pihak ketiga Rp 47,15 triliun yang tumbuh 4,84 persen. Dan loan to debt ratio (LDR) sebesar 77,76 persen.
Sementara itu, aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR syariah sampai September 2018 tercatat Rp6,91 triliun, tumbuh 6,12 persen (yoy). Kemudian kredit Rp 5,11 triliun yang tumbuh 10,04 persen, dana pihak ketiga Rp 5,56 triliun tumbuh 4,53 persen. Serta tingkat LDR sebesar 91,77 persen.
Pada sektor pasar modal, pertumbuhan jumlah investor di Kepri sampai saat ini sebesar 58,86 persen(year to date/ytd) menjadi 14.545investor pada Oktober 2018, dari 9.156 investor pada Desember 2017. Dan persentase pertumbuhan terbesar pada investor SuratBerharga Negara yaitu 98,88 persen, dilanjutkan investor reksadana yang tumbuh 74,71 persen, dan investor saham tumbuh 46,01 persen.
“Sebagian besar investor Pasar Modal berada di Kota Batam yaitu sebesar 74,28 persen investor. Dengan porsi kepemilikan sahamEmiten sebesar Rp625,79 Miliar atau 80,53 persen dari total kepemilikan saham di Provinsi Kepulauan Riau,” ujarnya.
Selanjutnya, komposisi investor di Kepri 46 persen berinvestasi di saham, 46 persen pada efek reksadana, dan 8 persen berinvestasipada efek Surat Berharga Negara. Sampai dengan saat ini, sektor Pasar Modal di Kepri terdapat sembilan Kantor Cabang PerusahaanEfek di Kota Batam dan tiga Kantor Cabang Manajer Investasi, 46 Agen Penjual Efek Reksadana (APERD) dan tiga Galeri Investasi.
Perkembangan sektor IKNB per Oktober 2018, piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan sebesar Rp2.789 Miliar meningkat 14,78 persen dari Rp2.430 Miliar pada Desember 2017. Sementara piutang pembiayaan tertinggi sebesar Rp2.446 Miliar terdapat di Kota Batam. Non Performing Financing (NPF) di Kepri sebesar 1,30 persen.
Posisi Juni 2018, Asuransi Umum, premi Rp 171,07 miliar, klaim Rp 63,52 miliar. Sedangkan Asuransi Jiwa, premi Rp1,29 T dan klaim Rp 670,04 miliar. Sementara asuransi nelayan posisi September 2018 jumlah peserta 674 orang, premi Rp 104,72 juta, dan asuransi usaha ternak jumlah ternak 374, premi Rp14,96 juta.
“Di Kepri ternak memang tidak terlalu banyak,” sebutnya.
Dari sektor Edukasi dan Perlindungan Konsumen, sampai Oktober 2018 Kantor OJK Kepri menerima 348 layanan konsumen baik surat maupun konsumen yang datang sendiri (walk in), 239 dari bank, 18 dari asuransi, 56 perusahaan pembiayaan, 4 dari pasar modal, 31 lainnya.