Rudi Sebut Taat Protokol Kesehatan Merupakan Gerakan Menjaga Diri dan Sesama
Media Center Batam – Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyampaikan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah perihal pentingnya penerapan protokol kesehatan penanganan Covid-19 tidak akan efektif tanpa diikuti kesadaran dari semua lapisan masyarakat. Untuk itu, ia kembali mengingatkan pentingnya kesadaran kolektif agar pandemi ini segera berlalu.
“Pemerintah terus melakukan sosialisasi tanpa henti, tapi itu tidak cukup, sekarang ayo jalani bersama protokol itu, ini tentang kesadaran kita semua. Kalau kasus covid ini masif naiknya, yang rugi kita sendiri,” imbuh Rudi, Selasa (15/9).
Ia menyebutkan, kesadaran kolektif ini muncul karena dalam beberapa kesempatan kerap susahnya penerapan protokol kesehatan pada masyarakat umum. Ia mewanti terutama pemakaian masker, sering jaga kebersihan diri terutama cuci tangan. Selain itu biasakan diri menjaga jarak, menurut Rudi poin ini salah satu yang sulit diterapkan masyarakat.
“Kalau ingin Januari Batam ini bebas Covid-19, ketentuan (protokol) yang saat sampaikan tadi tolong dilaksanakan. Di lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja, dimanapun taati protokol tersebut,” ajak dia.
Salah satu bentuk keseriusan Pemko Batam yakni penerbitan Peraturan Wali Kota (Perwako) nomor 49 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Kota Batam.
“Dalam nomenklatur aturan ini memang disebutkan sanksi. Tapi tidak usah khawatir, sanksi saya tidak terapkan, karena kami pertimbangkan kembali masyarakat sedang susah. Tapi saya mohon laksanakan protokol kesehatan, wujud kita menjaga diri sendiri dan sesama,” katanya.
Lanjut dia, terkait perwako tersebut, tim akan turun mulai pekan depan. Menurutnya, tim akan melakukan pendekatan persuasif agar masyarakat dapat secara teratur menjalankan protokol kesehatan.
“Sekali lagi, saya minta bersama kita jalani protokol kesehatan ini. Jangan lupa pakai maskernya,” katanya lagi.
Ia menambahkan, kapan pandemi ini teratasi tergantung partisipasi bersama. Ia mengungkapkan, data yang terinfeksi virus tersebut mencapai 1000 kasus. Dari total tersebut, 337 masih dirawat.
“Sebagian di rusun, tak lagi di rumah sakit karena rumah sakit kita tak lagi mampu menampung,” imbuhnya.