Dekranasda Dorong Pengrajin Batam “Go Online”

Media Center Batam – Ketua Dekranasda Kota Batam, Marlin Agustina Rudi mendorong pengrajin Kota Batam untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pemasaran produk. Ia juga mengapresiasi pengrajin binaan Dekranasda Batam yang sudah “go online”.

“Masa pandemi covid-19 ini telah banyak mengubah kebiasaan kita. Seperti saya, sekarang belanja lewat pasar online saja. Cukup pesan dari HP, barang diantar. Hal seperti ini harus bisa ditangkap pengrajin kita. Bahwa sekarang orang sudah berbelanja secara online. Maka kita pun harus memanfaatkan teknologi digital ini untuk memasarkan produk kerajinan kita,” tutur Marlin yang ditemui usai Musyawarah Nasional Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) 2020, Rabu (19/8).

Munas Dekranas ini dilaksanakan secara virtual dan diikuti Dekranasda se-Indonesia. Pengurus Dekranasda Kota Batam mengikuti munas dari Aula Engku Hamidah Lantai IV Kantor Wali Kota Batam.

Melalui munas ini Marlin juga menangkap peluang untuk memasarkan produk kerajinan Batam di platform jual beli online. Karena Dekranas pusat memiliki program kerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk pemasaran di dunia maya ini.

Dekranasda Batam, sambung Marlin, sudah punya program IKM Batam Go Digital. Program ini hasil kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan menggandeng perusahaan Gojek. Selain itu pengrajin di Batam juga sudah banyak yang memasarkan produknya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, WA.

“Intinya Batam sudah siap untuk promosi online. Batam sudah siap semuanya,” kata dia.

Hal senada disampaikan Ketua Dekranas Pusat, Wury Ma’ruf Amin dalam sambutannya saat membuka secara resmi Munas Dekranas 2020. Wury mengatakan munas ini mengangkat tema “Segi positif pandemi covid-19: momentum percepatan digitalisasi pasar kerajinan menuju industri 4.0”.

“Tema ini sangat kontekstual dan relevan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Pandemi memaksa setiap orang untuk mengubah kebiasaan sebelumnya. Misal orang cenderung mengurangi aktivitas yang mengharuskan kontak langsung,” kata Wury.

Kondisi tersebut, sambung Wury, menyebabkan semua orang mengurangi frekuensi perjalanan termasuk ke tujuan wisata. Ini yang membawa dampak langsung pada sektor kerajinan.

“Sepinya aktivitas wisata mengoreksi langsung penjualan barang kerajinan kita. Selama ini penjualan dengan bertemu langsung dan belum maksimal menjual secara digital. Pandemi ini membuat kita harus berinovasi, mendorong pengrajin untuk lakukan inovasi digital. Misal dengan memanfaatkan platform online,” kata dia.

Mungkin Anda juga menyukai