Liputan Khusus :: Kasus Covid-19 dari Transmisi Lokal Meledak di Bulan Mei
Ketika Imbauan Pemerintah Diabaikan, Penambahan Pasien Tak Terhindarkan
Dua bulan sudah Kota Batam berjibaku melawan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Tepat 19 Maret lalu, kasus pertama corona ditemukan di kota ini. Sumbernya, diduga berasal dari Bogor, Jawa Barat. Namun setelahnya, jumlah pasien terus bertambah. Sempat melandai di akhir April, kini jumlah penderita kembali melonjak menembus angka 78 pasien. Data terbaru, ada 48 warga terjangkit di bulan Mei ini. Apa Pasal?
TIM MEDIA CENTER, Batam
Minggu (17/5/2020) pagi itu, warga tumpah ruah di depan mal Ramayana dan Pasar Tos 3000, Jodoh. Lapak pedagang kaki lima, yang sebagian besar berjualan barang seken, ramai pembeli. Suasan sesak, berdesakan jadi hal biasa di antara riuh suara saling tawar menawar.
Di lokasi ini, sejumlah pedagang menawarkan pakaian bekas, ponsel, koper, jam tangan, beragam mainan anak, hingga aneka makanan. Sebagian menyebut, barang-barang itu didatangkan dari negeri jiran, Singapura, sehingga dianggap punya daya jual tinggi. Saat akhir pekan, lokasi ini bertambah ramai dikunjungi warga yang berburu barang-barang bekas tapi masih layak digunakan tersebut.
Tak hanya di Jodoh, kerumunan serupa juga lumrah dilihat di beberapa wilayah lain di Kota Batam. Mulai saat pagi hari ketika seseorang berbelanja di pasar, atau kala beranjak sore dan banyak warga mencari takjil untuk berbuka puasa, bahkan saat malam tiba yang banyak dimanfaatkan sebagian remaja untuk berkumpul atau nongkrong.
Suasana yang ramai dan sesak itu tentu saja menyalahi imbauan untuk menjaga jarak (physical distancing) yang getol disuarakan Pemerintah Kota (Pemko) Batam di tengah pandemi Covid-19. Sayangnya, warga tetap tak peduli untuk menjaga jarak aman sesuai protokol kesehatan. Bahkan, sebagian masih acuh dengan anjuran menggunakan masker saat keluar rumah. Alih-alih untuk sering mencuci tangan.
Apakah mereka tak diingatkan? Atau mereka memang nekat melawan imbauan pemerintah?
Padahal, kerap kali Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengajak semua warga agar terhidar dari Covid-19 ini. Berulang kali pula Wali Kota Batam menyampaikan imbauan. Bahkan, ia menugaskan masing-masing koordinator dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang sudah ia bentuk di setiap kecamatan, untuk mengawasi langsung penerapan imbauan pemerintah. Namun, lagi-lagi itu kembali ke masyarakat, apakah akan mendengar dan menaati anjuran dan imbauan pemerintah, atau malah melawannya dengan dalih untuk menjaga kelangsungan ekonomi.
Memang, tak bisa dipungkiri semua sektor di Batam terimbas wabah corona. Sektor pariwisata lebih dahulu merasakannya. Ketika wisatawan tak lagi datang, perputaran uang ke beberapa sektor yang berkaitan tak lagi kencang. Belum lagi, semua sendi ekonomi dan sektor usaha juga harus menahan beban karena lesunya permintaan di pasaran, namun di sisi lain tetap harus menghidupi puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan orang karyawan yang berada dalam tanggungan.
Ekonomi Batam melemah, berujung banyaknya warga dirumahkan atau paling apes, jadi pengangguran. Sektor perdagangan, yang selama ini dikenal menopang ekonomi kemasyarakatan, juga makin sepi pembeli akibat penularan virus yang menyerang sistem pernapasan ini. Semua mengeluh, namun harus bertahan sekuat tenaga agar tak runtuh.
Tidak ada siapa pun yang menginginkan hal ini. Karena itu, semua komponen, dari pejabat hingga rakyat, harus bergandeng tangan. Saling mendukung, agar wabah ini cepat berlalu. Pemerintah memikirkan rakyat. Begitu juga sebaliknya, rakyat patuh semua kebijakan pemerintah. Semua lapisan masyarakat harus seia sekata.
Ledakan Jumlah Pasien
Mei belum genap sebulan, namun pasien Covid-19 di Batam naik drastis. Hingga Selasa (19/5/2020), total sudah 78 pasien Covid-19 di Batam. Sebanyak 48 di antaranya, terjangkit di bulan ini.
Penambahan pasien ini beragam setiap harinya. Tertinggi, dalam sehari terkonfirmasi 13 pasien positif, seperti yang terkonfirmasi pada Selasa (19/5/2020).
Kasus tambahan ini berdasarkan hasil penelusuran yang terus berlangsung dari klaster terkonfirmasi positif nomor 32, jemaah tablig Seiharapan dan kasus nomor 35 Bengkong. Kedua pasien itu telah meninggal dunia.
Tambahan kasus ini yakni, J (39) seorang karyawan yang tinggal di kawasan perumahan Bengkong Sadai. Ia merupakan kasus baru Covid-19 nomor 66 Kota Batam.
“Yang bersangkutan adalah menantu dari kasus terkonfirmasi nomor 44 dan paman dari kasus terkonfirmasi nomor 48 yang saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19 RSUD Embung Fatimah Kota Batam,” kata Rudi, yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Batam ini.
Pasien itu, pada tanggal 26 April 2020 pernah kontak langsung saat melaksanakan salat berjemaah di Masjid Al-Furqon dekat rumahnya yang diimami oleh terkonfirmasi positif nomor 35.
Selain J, seorang perempuan berinisial KN (30), Ibu Rumah Tangga (IRT) yang beralamat di kawasan perumahan Bengkong, Kelurahan Sadai dan terkonfirmasi Covid-19 nomor 67 Kota Batam.
“Yang bersangkutan adalah istri dari terkonfirmasi positif nomor 53 yang saat ini masih dalam perawatan ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 RSKI Covid-19 Galang,” ujarnya.
Kemudian MI (49), montir bengkel yang tinggal di kawasan perumahan Kampung Seraya, Kelurahan Seraya, Kecamatan Batuampar, Kota Batam, merupakan kasus baru Covid-19 nomor 68 Kota Batam. Yang bersangkutan juga memiliki usaha warung sembako yang dikelola bersama istrinya dan menerima titipan penjualan makanan ringan dari para tetangganya, di mana, salah satu yang menitipkan penjualan makanan ringan (kue donat) adalah kasus terkonfirmasi positif nomor 50 yang memiliki kaitan erat dengan klaster kasus jemaah tablig terkonfirmasi positif nomor 35.
Dari klaster yang sama, ada NS (44). Warga Seraya yang terkonfirmasi kasus nomor 69 ini merupakan suami dari kasus nomor 68. Riwayat kontaknya sama, dari penjual donat.
Kemudian RK (26), sekuriti di Seraya ini terkonfirmasi kasus nomor 70. Yang bersangkutan merupakan abang kandung dari kasus terkonfirmasi nomor 46 dan keponakan dari kasus terkonfirmasi nomor 50.
Selain itu, remaja NE (14), kasus nomor 71, juga jerjangkit Covid-19 dari klaster yang sama. Yang bersangkutan sebelumya sering berkunjung ke rumah temannya yang saat ini telah ditetapkan sebagai terkonfirmasi positif Covid-19. Di mana, temannya tersebut memiliki kontak erat dengan kasus terkonfirmasi positif nomor 50 untuk membeli donat.
Kemudian, NS (32) seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) terkonfirmasi kasus 72. Yang bersangkutan merupakan istri dari kasus terkonfirmasi nomor 70 yang juga merupakan kakak ipar kasus terkonfirmasi nomor 46 serta keponakan kasus terkonfirmasi nomor 50.
Bahkan, ada anak, PD berusia 6 tahun yang juga terkonfirmasi postif. Warga Seraya ini kasus nomor 73 Kota Batam. Yang bersangkutan sebelum masuk bulan Ramadan, sering bertemu dengan terkonfirmasi positif nomor 50 untuk membeli kue donat.
Tak hanya itu, kasus nomor 74, Nenek Y berusia 64 tahun, yang beralamat di Seraya ini juga sering bertemu dengan terkonfirmasi positif nomor 50 untuk membeli kue donat.
Masih di klaster sama, ada IBS (34), kasus baru Covid-19 nomor 75 Kota Batam. Yang bersangkutan pernah memiliki kontak erat dengan terkonfirmasi kasus nomor 46 pada saat sama-sama makan bakso di wilayah tempat tinggalnya tersebut.
Tambahan kasus yang ke-11 pada Selasa ini yakni A (34). Kasus terkonfirmasi nomor 76 ini merupakan warga Batuaji. Ia mengaku sempat berobat ke RSUD Batam dengan keluhan demam sejak tiga hari sebelumnya, yang disertai sedikit sesak napas dan badannya terasa lemas.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dan swab tenggorokan, yang bersangkutan terkonfirmasi positif Covid-19,” ujarnya.
Tak hanya itu, ada tambahan lain yakni balita, VS (2), warga Tembesi, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, merupakan kasus baru Covid-19 nomor 77 Kota Batam. Yang bersangkutan pada tanggal 15 Mei 2020 pukul 14.30, dengan dibawa oleh orang tuanya datang berobat ke IGD RSUD Embung Fatimah Batam dengan kondisi tidak ada respons atau tidak menangis sejak pagi hari.
“Menurut orang tuanya anak tersebut sudah mengalami demam sejak lima hari sebelumnya dan ditemukan benjolan di bawah lehernya,” kata Rudi.
Kemudian pada tanggal 16 Mei 2020, dilakukan pemeriksaan swab tenggorokan yang hasilnya baru diketahui pada Selasa (19/5/2020) dengan terkonfirmasi positif.
Dan kasus nomor 78 yakni IS (9), warga beralamat di kawasan perumahan Kampung Seraya, Kelurahan Seraya, Kecamatan Batuampar, Kota Batam ini merupakan kakak kandung dari terkonfirmasi positif nomor 73, yang pada saat sebelum masuk bulan Ramadan juga sering bertemu dengan terkonfirmasi positif nomor 50 untuk membeli kue donat.
“Semua merupakan transmisi lokal. Warga diminta waspada,” kata dia.
Sehari sebelumnya, juga terdapat 11 pasien tambahan. Dari dua kalster yang sama, Bengkong dan jemaah tablig. Bahkan, belum genap Mei ini, 48 pasien bertambah.
Untuk diketahui, total pasien di kota ini mencapai 78 pasien. Baru 29 pasien yang sembuh, dan 8 dinyatakan meninggal dunia. Masih ada 41 pasien lagi dalam perawatan.
“Sementara pasien yang dirawat di Batam yang merupakan kru KM Kelud sebanyak 29 pasien, sudah sembuh semua. Jadi kalau ditotal, pasien Batam dan KM Kelud ini ada 107 orang yang dirawat di Batam,” ujarnya.
Perjuangan Pemerintah
Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batam sudah berjuang melawan virus ini. Tak jarang, petugas patroli ke wilayah ramai kerumunan massa menyampaikan imbauan agar warga tetap di rumah saja. Namun, tak jarang pula warga mengabaikan imbauan ini.
Bahkan, pemerintah juga sudah membentuk koordinator di tiap wilayah. Hal ini memperkecil jarak agar semua aktivitas warga terpantau. Namun, tak sedikit yang menolak. Beberapa kali petugas turun ke lapangan, masih ditemukan warga berkumpul, hingga menggelar salat tarawih berjemaah di masjid, kasus ini banyak ditemukan di Bengkong yang kini banyak ditemukan kasus transmisi lokal.
“Sudah semua cara kita lakukan,” ujar Rudi.
Namun tak patah arang, pemerintah bersama semua pihak terus berjuang demi menyelamatkan 1,3 juta jiwa warga di kota ini. Rudi ingin warga patuh dengan apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Tujuannya, agar penularan virus ini bisa dikendalikan, atau bahkan dihentikan sama sekali.
Di beberapa kesempatan, Rudi kerap menyampaikan hal tersebut. Dalam mengambil kebijakan, tak ada satu kepentingan saja yang menjadi patokan. Semua memberi masukan, termasuk dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama di Batam.
“Apa yang menjadi kebijakan saya, merupakan keputusan bersama, kita ingin 1,3 juta jiwa warga Batam selamat,” kata dia.
Patuhi Imbauan
Untuk itu, Rudi kembali mengingatkan warga untuk mematuhi imbaun pemerintah. Adapun, imbauan tersebut untuk menjaga jarak, rajin mencuci tangan, mengunakan masker dan tetap di rumah saja.
“Ini demi kebaikan kita semua,” kata dia.
Ia berharap warga mematuhi hal ini, termasuk tidak berada di kerumunan massa. Untuk menghindari itu, ia sebelumnya sudah memutuskan untuk tidak menggelar salat Idulfitri dan takbiran keliling pada tahun ini.
“Hal ini sudah berdasarkan pertimbangan semua pihak,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, juga sudah mengedukasi masyarakat Batam untuk mengikuti anjuran pemerintah demi menekan penularan penyakit yang sedang mewabah ini. Dengan masyarakat yang patuh, kata dia, pengendalian penyakit yang disebabkan virus corona ini akan dirasa lebih mudah.
“Kita tahu, masih ada warga kita yang menggelar salat tarawih berjemaah di masjid, padahal sudah kita anjurkan salat di rumah,” ujarnya, sembari mengingatkan hasil rapat bersama tokoh lintas agama, belum lama ini.
Ia menyayangkan hal itu masih saja terjadi. Tak heran jika kemudian ada tambahan kasus positif Covid-19 setelah sebelumnya, tidak ada pergerakan penambahan pasien positif di kota ini.
“Sejak angka pasien berjumlah 30 orang, hampir tiga pekan tidak ada pergerakan. Dan ini sangat bagus, bahkan 16 orang dinyatakan sembuh,” ujarnya.
Namun, tren situasi membaik itu sontak berubah. Ada penambahan baru pasien yang dinyatakan positif Covid-19. “Berdasarkan keputusan tokoh lintas agama, kita beri pemahaman kepada pengurus masjid agar mengikuti anjuran pemerintah,” kata Amsakar.
Imbauan ini bukan berarti menolak kegiatan keagamaan. Yang menjadi catatan, ketika ada satu jemaah yang positif, maka semua jemaah langsung diamankan untuk dilaksanan pengecekan kesehatan.
“Pak Wali (Wali Kota Batam, Muhammad Rudi) sudah menginstruksikan masing-masing camat dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) menyampaikan imbauan itu lagi ke tempat ibadah,” kata dia.