LIPUTAN KHUSUS :: Cerita Pilu Bocah Yatim Tujuh Tahun yang Harus Dikarantina karena Tiga Kakaknya Positif Corona

Diisolasi dan Terpisah dari Keluarga, Zahra Ingin Memeluk Boneka

Apa yang menimpa bocah yatim berumur tujuh tahun di Batam ini, jadi contoh betapa wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah menyisakan banyak cerita duka. Si bungsu harus hidup sendiri setelah tiga kakaknya yang selama ini merawatnya, mesti diisolasi di rumah sakit karena dinyatakan positif corona. Sementara sang ibu, bekerja jauh merantau ke negeri tetangga, Malaysia. Kini, ia sebatang kara menjalani proses karantina di rusunawa.

TIM MEDIA CENTER, Batam

Wajah imut itu tersenyum kepada petugas berpakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang duduk di hadapannya. Ia menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan. Sesekali, anak kecil itu mengubah pola duduknya, mencari posisi yang nyaman.

Bocah itu adalah Zahra, yang masih berusia tujuh tahun dan empat bulan lagi usianya genap delapan tahun. Di usia yang masih butuh perhatian ini, ia harus tegar menjalani hidup karena jauh dari sang ibu yang bekerja di Malaysia. Sedangkan sang ayah, telah lama meninggal dunia. Selama ini, ia hidup bersama tiga orang kakaknya, dengan kondisi yang serba pas-pasan dan apa adanya.

Tak ada tempat baginya bermanja-manja atau sekadar meminta sesuatu yang ia idamkan. Mainan misalnya. Ketiga kakaknya belum bisa berbuat banyak. Untuk makan sehari-hari, terkadang mereka memerlukan bantuan tetangga.

Beberapa waktu terakhir, keperluan hidup sehari-hari dan bekal jajan sekolah untuk tiga kakak Zahra, banyak dibantu oleh tetangganya. Salah satunya, keluarga DD. Namun, siapa sangka, tetangganya yang dermawan itu meninggal dunia akhir pekan lalu, karena positif Covid-19 dan dinyatakan sebagai kasus nomor 35 di Batam.

Kini, Zahra harus terpisah pula dari tiga kakaknya yang harus menjalani isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam. Ketiganya dinyatakan positif corona, dan diduga tertular dari tetangganya tersebut. Namun, Zahra yang merupakan bungsu di keluarga itu, malah jadi satu-satunya orang yang terkonfirmasi negatif Covid-19, sesuai hasil tes swab yang keluar pada Senin (11/5).

“Saya mau boneka beruang,” kalimat itu meluncur dari bibir kecil Zahra, saat dibawa petugas dari Pemerintah Kota (Pemko) Batam yang ditunjuk ikut menangani suspect atau orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19, untuk dikarantina di rusunawa Tanjunguncang, Batuaji.

Zahra tak menceritakan alasannya menginginkan boneka beruang itu. Bisa jadi, ia telah lama mengidamkan boneka tersebut. Atau, ia hanya menghendaki sesuatu yang bisa dipeluk dan didekap hangat di dada. Terlebih, saat ia rindu pada kakak-kakaknya, yang kini berada jauh dari jangkauan tangan mungilnya.

Permintaan itu pun sontak membuat petugas terenyuh. Bergegas, salah satu petugas langsung membelikannya. Tak hanya boneka beruang, si bungsu juga mendapat hadiah lebih dari petugas. Ia juga dibelikan boneka barbie dan beberapa buku bacaan untuk anak seusianya.

Zahra girang, setelah mengangkat boneka beruang, ia memeluknya erat. Tak banyak kata yang ia ucapkan, namun senyumnya terus tersungging di bibir mungilnya.

Meski tak seberapa, namun barang-barang itu diharapkan bisa jadi pelipur lara bagi Zahra, yang pada usia sekecil itu harus menjalani karantina mandiri dan jauh dari keluarga tercintanya.

Upaya petugas yang memberikan perhatian terhadap Zahra, juga diapresiasi oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi. Menurutnya, apa yang dilakukan petugas tersebut selain karena dasar empati dan kemanusiaan, juga diharapkan membuat warga yang harus menjalani karantina di rusunawa, merasa nyaman.

“Saya mengapresiasi kesigapan petugas. Dan ini langkah bagus agar warga di tempat karantina tetap bisa beraktivitas dan nyaman,” kata Rudi.


Sebelumnya, keluarga Zahra diketahui punya kontak erat dengan DD, pasien positif nomor 35 yang telah meninggal dunia pada Sabtu (2/5) lalu. Keluarga Zahra tinggal bertetangga dengan keluarga DD di wilayah Bengkong.

Tiga kakaknya, dua laki-laki dan seorang perempuan, yang kini diisolasi di RSUD Embung Fatimah di Batuaji, dilaporkan dalam kondisi stabil.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batam, Muhammad Rudi mengungkapkan, dengan adanya penambahan jumlah pasien tersebut, kini total pasien positif corona di Batam ada 44 orang.

“26 orang sudah sembuh,” kata dia.

Adapun, tambahan kasus hingga 11 Mei itu, yakni RA (kakak Zahra) yang berusia 14 tahun, merupakan pelajar beralamat di kawasan perumahan Bengkong, Kelurahan Sadai, Kecamatan Bengkong, Kota Batam, merupakan kasus baru Covid-19 nomor 40 Kota Batam.

Sehubungan dengan adanya kasus nomor 35 yang merupakan tetangganya tersebut, yang bersangkutan bersama dengan kakak-kakak dan adiknya pada tanggal 2 Mei, telah dilakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) atau tes diagnosis cepat dengan hasil nonreaktif. Selanjutnya, diedukasi untuk melakukan karantina mandiri.

Pada tanggal 8 Mei, terhadap yang bersangkutan dilakukan pemeriksaan swab tenggorokan di RS Awal Bros Batam dan hasilnya baru diterima pada 11 Mei dan dinyatakan positif Covid-19.

Begitu juga kakak laki-lakinya, RA (20). Ia merupakan kasus baru Covid-19 nomor 41 Kota Batam. Yang bersangkutan merupakan kakak tertua dari kasus nomor 40. Kemudian, WE (18) yang merupakan adik RA, juga terkonfirmasi positif kasus nomor 42 Kota Batam.

“Sejauh ini, kondisi yang bersangkutan semua cukup stabil dan tidak pernah merasakan adanya gangguan kesehatan yang berarti,” ujar Rudi.

Sedangkan untuk adik bungsunya, dilakukan isolasi terpusat di Rusunawa Tanjunguncang, Kota Batam. Dengan semakin berkembangnya penyebaran Covid-19 dari kasus nomor 35 tersebut, saat ini tim survelans dan epidemiologi terus bergerak melakukan proses contact tracing dan penyelidikan epidemiologi (PE) lebih lanjut terhadap semua orang yang ditengarai berkontak terhadap kasus-kasus terkonfirmasi tersebut di atas.

Untuk diketahui, dari pasien kasus nomor 35 ini sudah menular ke enam orang dalam dua keluarga. Dengan cepatnya penularan ini, harus menjadi perhatian seluruh masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan dan tidak menganggap remeh Covid-19 ini.

“Saya terus imbau kepada seluruh masyarakat Kota Batam untuk kemaslahatan bersama, agar tetap mengikuti anjuran Pemerintah, menjaga jarak, senantiasa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tetap di rumah saja dan jika terpaksa harus keluar rumah, gunakan masker serta selalu menjaga kesehatan dengan makan makanan seimbang dan berolahraga secara teratur dan istirahat yang cukup,” pesan Rudi. 

Mungkin Anda juga menyukai