Warga Pulau dan Kampung Tua Ikut Pelatihan Homestay

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata

Media Center Batam – Sebanyak 43 orang warga pulau dan kampung tua di Kota Batam mengikuti Pelatihan Manajemen Homestay atau rumah wisata berbasis masyarakat. Pelatihan digelar di Hotel 89 selama tiga hari, Selasa-Kamis (18-20/6).

Peserta terdiri dari 5 orang warga Batubesar, 10 warga Kampung Kelembak, 7 warga Ngenang, dan 1 orang dari Nongsa Pantai Kecamatan Nongsa. Kemudian dari Kecamatan Galang ada 6 orang warga Sembulang dan 1 warga Pulau Abang. Selanjutnya dari Setokok Kecamatan Bulang sebanyak 7 orang, dan dari Kecamatan Belakangpadang 6 orang.

Pada hari pertama peserta mendapatkan materi dari Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata (ASPPI) Kepulauan Riau, Irwandi Azwar. Kemudian di hari kedua, dua narasumber dari Kementerian Pariwisata akan mengisi pelatihan.

“Kamis turun ke lapangan. Langsung praktik di lapangan. Rencananya di dua kelurahan. Nongsa di Kelembak, dan di Sekanak Raya Belakangpadang,” kata Ketua Panitia, Rishi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata mengatakan pelatihan ini adalah keinginan bersama. Karena homestay ini diharapkan bisa menjadi salah satu kekuatan pariwisata di Kota Batam.

“Homestay ini salah satu kekuatan kita ke depan. Berpotensi untuk dikembangkan. Sudah ada tapi perlu di-maintain (dipelihara) dengan baik,” ujarnya.

Pengembangan homestay tak hanya pada pengelolaan rumah warga menjadi tempat tinggal wisatawan. Tapi juga bagaimana lingkungan sekitar bisa menyiapkan kegiatan yang menarik bagi turis. Karena itu dalam pengembangan homestay tak bisa dilakukan perorangan melainkan dalam bentuk kelompok.

“Saya butuhkan Bapak-bapak punya kelompok. Jadi bukan sendiri-sendiri. Tapi sebaiknya berkelompok,” tuturnya.

Kegiatan yang menarik bagi wisatawan misalnya pembuatan kerajinan tangan, memasak makanan khas melayu seperti asam pedas, atau membuat kue tradisional misalnya putu piring. Bahkan bisa saja mengajak wisatawan pergi memancing seperti nelayan.

“Silakan bertanya pada narasumber. Bagaimana dibuat rumah itu supaya menjadi bernilai. Kita berharap pelatihan ini benar-benar sesuai standar yang baik. Setelah pelatihan ini pun silakan untuk berkomunikasi lebih intens,” sebut mantan Kepala Bagian Humas Setdako Batam ini.

Ardi mengatakan bantuan yang diberikan ke warga tak sebatas pada pelatihan manajemen. Tapi juga fasilitasi pada pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pariwisata. Kredit dengan bunga rendah ini juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk pembuatan homestay.

“Kita bantu, saya kasih rekomendasi. Nanti bisa kerjasama dengan Asita untuk mendatangkan kunjungan dan sebagainya,” kata Ardi.

Pada kesempatan tersebut ia menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata. Karena kegiatan pelatihan ini bisa berjalan berkat aliran Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik. Selain pelatihan manajemen homestay, DAK 2019 ini juga akan digunakan untuk pelatihan bagi pemandu wisata.

Mungkin Anda juga menyukai