Hotel dan Resort Batam Mulai Beralih ke Natural Gas

Petugas PGN Sedang mengecek gas di Harris Resort Waterfront yang menggunakan Gaslink, produk compressed natural gas (CNG) dari PT Gagas Energi Indonesia, anak perusahaan PT PGN.

Media Center Batam – Harris Hotel Batam Centre dan Harris Resort Waterfront Marina Batam telah mempercayakan sumber energi pada gas alam PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. General Manager Shared Service Harris Resort Waterfront Batam, M Mufrani mengatakan gas di Harris Resort Waterfront menggunakan Gaslink, produk compressed natural gas (CNG) dari PT Gagas Energi Indonesia, anak perusahaan PT PGN.

“Harris Resort Waterfront sekarang jadi pelanggan PGN juga. Dasar awal pemikiran kami untuk menggunakan gas PGN ini adalah kita berharap perusahaan bisa lebih efisien dalam biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi energi,” kata Mufrani di Harris Resort Waterfront, pekan lalu.

Ia menjelaskan konsumsi energi di sanggraloka ini digunakan untuk kelistrikan, penerangan, dan bahan bakar dapur. Menurut Mufrani, biaya yang dikeluarkan untuk operasional dapur selama ini cukup besar karena aktivitas tinggi. Dengan gas alam, diharapkan biaya untuk operasional dapur bisa lebih hemat dan efisien.

“Walaupun baru, tapi bisa kita perhitungkan, itu bisa hemat hampir 20 persen dibanding produk yang sebelumnya kami pakai,” tuturnya.

Mufrani mengatakan Harris Hotel Batam Centre sudah lebih dulu menggunakan gas. Tapi disalurkan langsung melalui pipa. Ketika hendak menggunakan gas yang sama di Harris Resort Waterfront, sempat ada keraguan. Karena pipa PGN belum sampai ke wilayah ini. Tapi kemudian diberikan solusi dengan penggunaan produk Gaslink.

“Awalnya kami berdiskusi apakah mungkin. Tapi lihat perkembangan teknologi, memungkinkan ternyata. Pelayanan OK, koordinasi juga lancar,” sebutnya.

Saat ini Harris Resort Waterfront menggunakan satu cradle berisi empat tabung CNG. Tiap tabung berkapasitas 50 meter kubik. Mufrani mengatakan 200 meter kubik gas alam ini cukup untuk konsumsi bahan bakar dapur dalam sehari.

“Belum ada rencana penambahan karena Gagas komitmen untuk pengantaran setiap hari. Bahkan kalau dalam sehari dua kali pemesanan pun mereka siap. Karena selain harga, saat putuskan untuk menggunakan Gaslink ini kita juga mempertimbangkan kontinuitas suplainya. Kami sangat yakin suplai bisa terjaga baik. Serta pertimbangan safety dan security (keamanannya). Kami lihat dari mulai instalasi, kondisi fisik peralatan, bagaimana kami di-training saat serah terima, kami nilai cukup safety, security-nya ada,” papar Mufrani.

Corporate Secretary Gagas, Febrilian Hindarto mengatakan pada tahun 2018 ada 12 perjanjian kerja sama Gaslink yang sudah dilayani Gagas Batam. Dan hingga Maret ini Gagas sudah mulai menyalurkan ke lima pelanggan jasa komersial.

“Untuk Gaslink ini harganya bisa berbeda-beda tergantung volume dan jarak. Ada harga dasar, ditambah transportasi, dan margin. Jadi kalau jaraknya lebih jauh dengan volume kecil bisa lebih mahal dibanding yang jaraknya dekat dan volume besar. Beda dengan penyaluran pakai pipa, yang harganya fix,” terang pria yang akrab disapa Bili ini.

Ia menjelaskan, Gaslink adalah produk CNG yang menggunakan teknologi Gas Transportation Module (GTM) atau Gaslink Truck. Gaslink merupakan solusi penyediaan gas bumi untuk lokasi yang belum dapat dilayani oleh jaringan pipa distribusi gas bumi.

Jumlah Gaslink Truck yang akan menopang layanan PGN di Batam sebanyak empat unit. Terdiri dari tiga unit ukuran 10 feet dan satu unit ukuran 5 feet.

Untuk pengoperasian Gaslink di Batam, PGN telah menyiapkan investasi berupa penyediaan SPBG senilai US$2 juta sampai US$3 juta. Sedangkan nilai investasi untuk GTM dan unit cradle bisa mencapai Rp1 miliar. 

Sementara itu Sales Area Head PT PGN Batam, Wendi Purwanto mengatakan Gaslink ini dihadirkan sebagai komitmen PGN untuk menyebarluaskan energi baik bagi Indonesia. Gaslink memberi solusi bagi pelanggan yang tidak dilalui pipa PGN.

“Mudah-mudahan pelanggan mendapat apa yang diharapkan, dari efisiensi, kepraktisan,” kata Wendi.

Mungkin Anda juga menyukai