Tiga Tahun Terakhir Disnaker Latih 7.093 Warga Batam
Media Center Batam – Sejak 2017, sudah 7.093 warga Batam mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. Rinciannya yaitu 2.545 orang pada 2017, 2.320 orang pada 2018, dan 2.228 orang pada 2019.
“Sesuai aturan, 70 persen dana Izin Mempekerjakan Tenaga kerja Asing (IMTA) itu harus dilaksanakan Disnaker dalam bentuk pelatihan. Maka kita adakan kegiatan ini,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Rudi Sakyakirti di Aula PIH, Selasa (19/2).
Pelatihan diberikan baik untuk pencari kerja maupun peningkatan kompetensi pekerja. Menurutnya jenis pelatihan yang dilaksanakan setiap tahun berbeda-beda, disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja.
Tahun ini diadakan pelatihan pada 33 bidang keahlian untuk 925 pencari kerja. Serta 51 bidang pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kerja untuk 1.303 orang peserta.
“Bidangnya bermacam-macam. Tapi sebagian besar industri, lalu pariwisata. Tahun ini kita lebih banyak pariwisata. Dari 51 jenis pelatihan, 20 di antaranya sektor pariwisata. Mulai dari front office, Bahasa Inggris pariwisata, sampai sekuriti pariwisata,” tuturnya.
“Kenapa sekuriti pariwisata dibedakan tentu ada tujuannya. Protap (prosedur tetap) kerjanya tentu berbeda dengan sekuriti industri. Pariwisata mungkin lebih banyak keramahannya,” sambungnya.
Pelatihan kepariwisataan ini sangat dibutuhkan para pekerja di dunia pariwisata. Termasuk bagi warga Pulau Abang yang sudah terlatih menjadi pemandu wisata.
“Banyak yang sudah bekerja tapi belum punya sertifikasi. Misal pemandu untuk di Pulau Abang. Anak-anak di sana sudah pintar menyelam tapi sertifikat tak ada. Dengan adanya sertifikat, turis akan lebih percaya. Pemandu ini sudah bersertifikasi, sesuai standar internasional,” ujarnya.
Rudi mengatakan pelatihan sudah berlangsung sejak Februari ini, dan diperkirakan selesai di September mendatang. Karena setiap pelatihan memiliki waktu dan tempat berbeda.
“Lama pelatihannya antara 5-20 hari,” sebutnya.
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk hadirnya negara di tengah masyarakat. Ia berharap pelatihan yang diberikan bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Kota Batam.
“Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi negara atau pemerintah kecuali bisa hadir di tengah masyarakat untuk menyelesaikan persoalan masyarakat. Latihannya bukan latihan alakadar. Latihan yang bersertifikasi bahkan bersertifikasi internasional. Inilah bentuk keberpihakan negara terhadap masyarakat Kota Batam,” kata Amsakar.