Pertumbuhan Ekonomi Kepri Melambat di Triwulan III
Media Center Batam – Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau triwulan III mengalami perlambatan cukup dalam. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Tw III di Grand I Hotel, Jumat (23/11).
“Ekonomi nasional tumbuh melambat dari 5,27 persen pada triwulan II menjadi 5,17 persen pada triwulan III. Sementara ekonomi Sumatera menguat 4,66 persen menjadi 4,72 persen. Pertumbuhan tertinggi di Bangka Belitung dari 4,5 persen menjadi 7,9 persen. Sementara perlambatan paling tajam di Kepri, dari 4,51 persen ke 3,74 persen,” papar Gusti.
Menurutnya ada beberapa faktor penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Kepri triwulan III ini. Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi triwulan Ill dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi rumah tangga serta net ekspor luar negeri. Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 3,77 persen (year on year/yoy), Iebih rendah dari triwulan II 2018 yang tumbuh 5,68 persen (yoy) maupun triwulan l yang tumbuh 6,50 persen (yoy). Perlambatan ini merupakan pola musiman setelah berlalunya ldul Fitri dan Ramadan.
“Konsumsi rumah tangga tumbuh paling rendah sejak 2017. Biasanya bisa di-maintain (dijaga) di atas 5 persen. Konsumsi pemerintah juga tumbuh hanya 1,13 persen dari 16,95 persen. Hal ini mengakibatkan turunnya pertumbuhan ekonomi cukup dalam,” sebutnya.
Ekspor luar negeri Kepri mengalami perlambatan dan berdampak pada kontraksi net ekspor luar negeri. Ekspor luar negeri mencatatkan perlambatan pertumbuhan sebesar 5,36 persen (yoy), Iebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16.97 persen (yoy). Impor luar negeri Kepri pada triwulan III 2018 tumbuh 20,01 persen (yoy), Iebih rendah dari triwulan Ialu yang tercatat tumbuh 23.93 persen (yoy).
“Sementara itu, yang tumbuh positif hanya investasi. Kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada triwulan III 2018 tumbuh 12.19 persen (yoy), menguat dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 8,96 persen (yoy).
Dari sisi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan ekonomi bersumber dari perlambatan kinerja sektor industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan. Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 3,53 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,77 persen (yoy). Penurunan kinerja sektor ini tercermin dari perlambatan ekspor non migas yang tercatat tumbuh melambat sebesar 5,09 persen (yoy) pada triwulan Ill 2018, Iebih rendah dibandingkan ekspor triwulan II 2018 yang tumbuh sebesar 8,00 persen (yoy).
Sektor konstruksi tumbuh melambat sebesar 9,19 persen (yoy), Iebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,43 persen (yoy). Perlambatan kinerja sektor kontruksi terkonfirmasi dari penurunan pertumbuhan penyaluran kredit terhadap sektor konstruksi triwulan III 2018 yang tumbuh 19,90 persen (yoy), Iebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 25,32 persen (yoy).