IHK Kepri di September Masih Deflasi
Media Center Batam – Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepulauan Riau kembali mengalami deflasi September ini. Nilainya tercatat 0,09 persen (month to month/mtm). Angka ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya deflasi 0,53 persen (mtm). Dan masih lebih rendah dari IHK nasional yang mencatat deflasi 0,18 persen (mtm).
“Secara tahunan inflasi IHK Kepri September 2018 tercatat sebesar 3,18 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibanding inflasi Agustus 3,79 persen (yoy). Tapi lebih tinggi dari inflasi nasional 2,88 persen (yoy),” papar Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra melalui siaran pers, Jumat (5/10).
Deflasi di Kepri terutama bersumber dari penurunan harga kelompok bahan makanan. Besar deflasi bahan makanan mencapai 1,10 persen (mtm) dengan andil -0,25 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok bahan makanan adalah komoditas cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Secara spasial, Batam tercatat mengalami deflasi sebesar 0,09 persen (mtm) atau inflasi 3,34 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibanding Agustus yang mengalami deflasi 0,66 persen (mtm) atau 3,98 persen (yoy).
Komoditas utama penyumbang deflasi di Batam antara lain cabai merah 11,84 persen (mtm), daging ayam ras 4,52 persen (mtm), dan telur ayam ras 10,66 persen (mtm).
“Mencermati perkembangan inflasi terkini, IHK pada Oktober 2018 diperkirakan akan mengalami inflasi,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri ini.
Beberapa potensi pendorong inflasi di Oktober ini antara lain curah hujan dan gelombang tinggi yang dapat memicu kelangkaan ikan segar. Serta menghambat jalur distribusi bahan makanan seperti cabai merah. Dan dapat berdampak pada produksi sayuran.
Pengendalian inflasi Oktober difokuskan untuk mitigasi risiko inflasi terutama menjelang akhir tahun. Rekomendasi TPID yakni mengintensifkan kerjasama antar daerah untuk pemenuhan kebutuhan pasokan bahan makanan seperti cabai merah.