Perusahaan Pertambangan Bangun Smelter di Batam

Walikota Batam Muhammad Rudi menerima kunjungan investor pertambangan

Media Center Batam – Perusahaan pertambangan yang telah beroperasi lama di Kupang akan berinvestasi di Kota Batam. Perusahaan ini akan membangun smelter (pabrik pengolahan bahan mentah pertambangan) dengan membawa bahan mentah dari Kupang untuk diproduksi di Batam. Hasil produksi selanjutnya akan diekspor ke dua Negara, India dan Australia.

Pabrik perusahaan akan dibangun di Dapur 12, Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji. Total nilai usaha yang akan diinvestasikan sebesar US$ 30 juta.

Batam dipilih sebagai tempat berinvestasi karena Batam sebagai kawasan perdagangan bebas pelabuhan bebas. Selain itu tarif listrik di Batam lebih murah dibandingkan daerah lain di Indonesia. Mengingat 60 persen operasional nantinya menggunakan listrik.

“Usaha kami ini belum jalan, transaksi pun belum ada. Kami bertemu dengan Pak Wali untuk menyampaikan proses yang akan dilakukan salah satunya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). AMDAL ini salah satu yang krusial dan ini harus segera, jika tidak bisa diselesaikan bisa dibatalkan,” ungkap Martin perwakilan investor saat bertemu Walikota Batam, Senin (27/8).

Jika perusahaan ini sudah aktif diakuinya akan banyak membutuhkan tenaga kerja. Untuk rekrutmen tenaga kerja, pihaknya akan mengambil tenaga kerja dari Batam terutama masyarakat sekitar. Untuk tenaga ahli Martin mengatakan pihaknya akan membawa dari Cina.

“Kami akan mengambil tenaga ahli dari luar tapi jumlahnya tidak banyak akan direkrut dari Cina dan selebihnya buruh dari lokal,” sebutnya.

Walikota Batam, Muhammad Rudi menyambut baik dan mendukung rencana investasi tersebut. Ia mengatakan Pemerintah Kota Batam akan membantu proses perizinan yang diperlukan. Untuk persoalan AMDAL, menurutnya akan dikaji oleh konsultan.

“Saya akan bantu sepenuhnya dan saya wajib mendukung investor. Apapun permasalahannya akan kita bantulah,” kata dia.  

Harapannya, jika perusahaan sudah aktif agar dapat merekrut tenaga kerja lokal terutama masyarakat tempatan. Rudi meminta komitmen dari pengusaha agar tidak menggunakan buruh dari luar negeri, kecuali untuk tenaga teknis.

“Banyak orang tempatan yang bisa dipekerjakan sebagai tenaga kerja, mohon difungsikan sesuai skill (keahlian). Saya tidak mau nanti ada tenaga buruh yang dipekerjakan dari luar, jika itu kedapatan maka perusahaan akan saya tutup,” tegasnya.(HP)

Mungkin Anda juga menyukai