Drainase Sei Beduk Ditargetkan Selesai Oktober
Media Center Batam – Pembangunan drainase induk di kawasan Tanjungpiayu Kecamatan Sei Beduk ditargetkan selesai Oktober mendatang. Drainase ini dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV.
“Pekerjaan sudah berjalan. On progress semua. Harapan kita Oktober bisa selesai. Karena sesuai kontrak pekerjaan yang berakhir 14 Oktober 2018,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Yumasnur di Kantor Walikota Batam, Jumat (27/7).
Menurut Yumasnur, pekerjaan drainase ini dilakukan secara bertahap. Tahun ini pelaksanaannya difokuskan pada pembukaan saluran air. Kondisi sebelumnya, aliran air alami di wilayah tersebut memiliki lebar 10 meter. Dan rencananya akan dilebarkan menjadi 30 meter dengan 5 meter jalan inspeksi di sisi kiri-kanan.
“Memang ada pekerjaan permanen tapi belum begitu panjang. Rencananya memang dianggarkan untuk berkelanjutan. Kalau ini lancar, tahun depan dianggarkan lagi. Karena cukup panjang sampai ke muaranya ini. Tidak bisa setahun tuntas,” tuturnya.
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengatakan pembangunan drainase induk ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi masalah banjir di kawasan Sei Beduk. Setelah melalui proses pengajuan, Batam akhirnya mendapat bantuan pusat untuk pembangunan drainase induk.
“Karena pemahaman kita, akan selesai masalah banjir jika saluran air lancar. Oleh sebab itu kita melakukan pembicaraan dengan BWS, alhamdulillah teranggarkan. Tapi alur yang dilewati ada di antaranya menyentuh masyarakat,” terang Amsakar.
Ada 49 kepala keluarga di Kampung Sukadamai Sei Beduk yang terdampak pembangunan drainase ini. Pertemuan dengan warga sudah beberapa kali dilaksanakan. Dan pertemuan terbaru yakni di aula Kantor Walikota Batam, hari ini.
“Kami (pemerintah) sudah coba menawarkan rumah susun tapi saudara kita yang terdampak ini masih keberatan. Kita sudah tidak dapat menunggu lagi. Pekerjaan BWS harus selesai 14 Oktober. Kita sudah beri SP 1 sampai SP 3 sampai pembongkaran. Maka kemarin dibongkar. Kita ingin masyarakat memaklumi, demi kemaslahatan banyak orang,” ujarnya.
Amsakar mengatakan sejauh beberapa kali pertemuan, pada dasarnya masyarakat memahami upaya pemerintah untuk mengatasi masalah banjir tersebut. Namun masyarakat terdampak ini memberikan sejumlah catatan yaitu meminta kavling siap bangun sebagai pengganti tempat tinggal lama mereka.
“Kami akan berupaya menyelesaikan itu. Antara lain dengan mencoba ajukan kavling ke BP Batam. Dalam dua minggu ke depan kita bisa lihat, bisa atau tidaknya penyelesaian itu. Kita tidak punya kewenangan di situ tentu minta ke BP. Dan kita tidak bisa anggarkan ganti rugi karena tanah ini tanah negara yang dikuasai masyarakat tanpa kepemilikan hitam di atas putih,” kata dia.