Triwulan I, Rp 4,4 Miliar Umi Disalurkan di Batam
Media Center Batam – Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Batam pada 2018 tercatat sebesar Rp 93 miliar dari total Rp 200 miliar penyaluran se-Provinsi Kepulauan Riau. Sementara kredit ultra mikro (Umi) tersalur sebanyak Rp 5,6 miliar untuk 879 nasabah.
“Penyaluran Umi periode Januari-Maret 2019 sebesar Rp 4,4 miliar. Kita dari Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Provinsi Kepri berharap penyaluran Umi ini harus lebih meningkat dibanding 2018. Secara nasional disiapkan Rp 3 triliun untuk 2019,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri, Iwan M Ridwan dalam Sosialisasi KUR dan Umi di Hotel Sahid Batam Centre, Selasa (23/4).
Sosialisasi ini diikuti 90 koperasi Kota Batam. Tujuannya agar koperasi mengetahui program pemerintah ini. Sehingga bisa ikut menikmati fasilitas kredit yang disalurkan pemerintah tersebut.
Pada kesempatan tersebut ia menjelaskan tentang perbedaan KUR dan Umi. KUR adalah fasilitas kredit bagi usaha mikro dengan nominal sampai Rp 25 juta dengan bunga bersubsidi sebesar 7 persen per tahun.
Sedangkan Umi adalah program komplementer dari KUR yang memberikan kredit bagi usaha ultra mikro. Nominal yang diberikan maksimal Rp 10 juta dengan bungan lebih rendah yakni 2-4 persen.
“Keduanya tidak perlu ada jaminan. Namun Umi ini diperuntukkan bagi pelaku usaha yang tidak bisa mengakses KUR,” ujarnya.
Iwan mengatakan Umi bisa diakses pelaku usaha ultra mikro ke industri keuangan non bank. Dalam hal ini ada tiga badan yang ditunjuk yakni PT Pegadaian, PT Bahana Artha Ventura, dan PT Penanaman Nasional Madani (PNM).
“Di Batam umumnya ke PT Pegadaian. Mudah-mudahan melalui sosialisasi ini penyaluran KUR dan Umi dapat meningkat di 2019. Kami harap sosialisasi jadi langkah awal sinergi industri jasa keuangan dan koperasi di Batam khususnya dalam pengembangan UMKM,” sebut Iwan.
Sementara itu Walikota Batam, Muhammad Rudi menawarkan OJK untuk sosialisasi dari kecamatan ke kecamatan. Sosialisasi KUR dan Umi ini bisa disejalankan dengan kegiatan Walikota Batam di tingkat kecamatan.
“Jadi tak hanya di hotel, tapi di lapangan, masyarakat langsung dapat informasinya. Sehingga bantuan bagi masyarakat bisa berjalan. Dalam waktu dekat kami ada kegiatan ke kecamatan-kecamatan. Nanti bisa diberi waktu untuk sosialisasi. Kita tunggu surat dari mereka (OJK),” ujarnya.
Kepada para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Batam, Rudi berpesan untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas permodalan yang disiapkan pemerintah. Karena pemerintah daerah tak sepenuhnya bisa membantu, maka UMKM bisa mengakses bantuan yang diberikan dari pusat.
“Peluang ini susah kita dapat. Hari ini di depan mata kita peluang sudah ada. Kota Batam saya bangun wisatanya. Orang akan ramai-ramai ke Kota Batam. Kalau Bapak Ibu diam saja, maka kita tak bisa menikmati pembangunan itu. Karena infrastruktur yang saya bangun itu tak lain untuk mendatangkan turis sebanyak mungkin,” tutur Rudi.