Batam Kota Percontohan Proyek Indobus Kemenhub
Media Center Batam – Batam menjadi kota percontohan untuk program Indonesia Bus Rapid Transit Corridor Developmetn Project (Indobus) Kementerian Perhubungan. Bersama Batam ada tiga kota lainnya yaitu Pekanbaru Provinsi Riau, Semarang Provinsi Jawa Tengah, dan Bandung Provinsi Jawa Barat.
“Jadi kita pilih pilot project-nya di ibukota provinsi dan kota besar. Batam termasuk yang kota besarnya,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Cucu Mulyana di Kantor Walikota Batam, Jumat (4/1).
Pada kesempatan tersebut, Cucu juga menyerahkan bantuan 10 unit armada Bus Rapid Transit (BRT) dari Kemenhub untuk Pemerintah Kota Batam. Serah terima dilakukan di depan Kantor Walikota Batam dengan prosesi adat tepuk tepung tawar. Kemudian dilanjutkan uji kendaraan (test drive).
“Ini Batam yang ketiga kalinya, pernah di 2009, lalu 2015,” kata Cucu.
Menurutnya, transportasi massal seperti bus ini merupakan prasyarat utama menuju kota modern. Karena transportasi adalah urat nadi perkotaan.
“Semua pasti menginginkan adanya angkutan perkotaan dengan angkutan massal yaitu bus dalam hal ini BRT. Tapi pasti pemerintah setempat gamang karena angkutan kota sudah begitu mendominasi sehingga begitu muncul bus, ada penolakan,” tuturnya.
Cucu mengatakan untuk pelaksanaan Indobus secara penuh direncanakan terealisasi pada 2020. Batam, dinilainya, sudah siap untuk menjalankan program ini. Karena sudah memiliki armada, manajemen yang baik, dan sarana prasarana juga tersedia. Namun Kemenhub tetap akan melakukan pendampingan karena BRT ini menggunakan teknologi lebih tinggi dari bis umumnya.
Walikota Batam, Muhammad Rudi mengucapkan terima kasih atas bantuan bus dari Kementerian tersebut. Ia berharap tahun-tahun berikutnya Batam kembali mendapat tambahan armada bantuan. Sehingga bisa menggantikan keberadaan angkutan kota yang tak layak jalan.
“Saya kirim surat, minta 50. Sekarang dapat 10. Kalau tahun depan dikasih lagi 40, Jono (angkutan kota minibus) bisa dikurangi. Sopirnya bisa jadi sopir bus ini. Saya titip, bus ini ambil sopir Jono itu supaya mereka tetap kerja,” sebutnya.
Rudi mengatakan Pemko Batam komitmen dalam pelayanan transportasi massal ini. Beberapa hari lalu sudah ditandatangani komitmen penganggaran operasional bus.
“Soal jalur khusus, perlu didudukkan bersama secara teknis. Selagi space (ruang) ada, kenapa tidak. Demi mengejar transportasi modern yang tidak macet, tidak mogok, jalan terus. Karena untuk menjadi kota modern salah satunya itu, bagaimana orang banyak menggunakan transportasi umum. Maka perlu disiapkan transportasi yang nyaman,” kata dia.
Dengan bertambahnya 10 unit bus ini, total Bus Trans Batam yang dimiliki Pemko Batam sebanyak 82 unit. Sebanyak 26 unit pengadaannya melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Batam. Sebanyak 41 unit merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan 15 unit bantuan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Bus Trans Batam hingga kini telah melayani 8 koridor, koridor I Sekupang–Batam Centre, dilayani 12 bus, koridor II Tanjung Uncang–Batam Centre, dilayani 6 bus, Koridor III Sekupang–Jodoh, dilayani 10 unit bus, Koridor IV Sagulung – Sekupang, dilayani 5 unit bus, Koridor V Jodoh–Batam Centre, dilayani 6, koridor VI Tg.Piayu–Batam Centre, dilayani 6 unit bus, koridor VII Nongsa–Batam Centre, dilayani 6 bus dan koridor VIII Punggur–Jodoh, dilayani 6 bus. Dari rencana pengembangan koridor terdapat 3 koridor yang belum terealisasi yakni, koridor Nongsa-Jodoh, koridor Nongsa-Punggur dan koridor Tembesi-Galang.