Mempersiapkan Generasi Emas 2045, Wawako, Amsakar Ajak Masyarakat Perangi Stunting

MC Pemko Batam – Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepri, Rohina menjadi Narasumber pada Kegiatan Tribun Batam Podcast Dengan Tema “Perjuangan Tanpa Lelah Tekan Stunting, Batam Raih Penghargaan” yang berlangsung di Studio 1 Tribun Batam, Batu Ampar, Rabu, (19/07/2023) siang.

Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, dalam pernyataannya menyampaikan bahwa masyarakat Kota Batam memiliki peran yang penting sebagai perpanjang tangan pemerintah dalam upaya mengurangi prevalensi stunting di wilayah tersebut. Selain itu, Amsakar, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kota Batam, mengungkapkan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya ini. Ia khususnya memberikan penghargaan kepada BKKBN Kepri, TNI/Polri, rekan-rekan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kepala puskesmas, serta tenaga pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari kader Posyandu, Bidan, kader kelurahan siaga, kader KB, dan kader TP PKK.

“Kolaborasi ini berhasil mencapai penurunan angka stunting yang signifikan dari tahun ke tahun, menunjukkan kesuksesan upaya yang terkoordinasi untuk mengatasi masalah tersebut,” ujarnya.

Data menunjukkan kemajuan positif dalam penurunan angka stunting di Kota Batam. Pada tahun 2020, terdapat 3.876 balita stunting dengan prevalensi sebesar 7,21%. Namun, melalui kerja sama yang erat, jumlah tersebut mengalami penurunan menjadi 3.367 balita stunting (6,02%) pada tahun 2021, lalu menurun lagi menjadi 1.441 balita (2,42%) pada tahun 2022, dan pada tahun 2023, tercatat 1.207 balita (1,90%) mengalami stunting.

Amsakar menjelaskan bahwa Indonesia memiliki prospek pertumbuhan penduduk yang sangat baik. Menurutnya, antara tahun 2030 hingga 2045, Indonesia akan memasuki era Indonesia Emas. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya upaya bersama untuk memaksimalkan bonus demografi penduduk pada kisaran usia produktif sebesar 60-65%. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), termasuk di Kota Batam, sehingga anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan memiliki pengetahuan yang memadai. Menurutnya, penanganan stunting merupakan tugas bersama yang harus dilakukan secara kolektif dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dan mengatasi berbagai masalah dalam tumbuh kembang anak. Dalam konteks ini, ia juga menyampaikan bahwa masalah pada anak dapat diatasi melalui upaya bersama. Amsakar juga menyatakan bahwa ia merasa terhormat mendapatkan tugas dari negara untuk mempersiapkan generasi emas pada hari ini.

“Mempersiapkan generasi emas 2045 bukanlah tugas yang mudah. Stunting tetap menjadi tantangan utama sebagai masalah gizi yang paling serius bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun di Indonesia, kondisi ini harus segera ditangani dengan serius, karena jika tidak, akan menghambat momentum menuju terwujudnya generasi emas Indonesia pada tahun 2045,” jelasnya.

Ia mengharapkan agar semangat dan tekad yang sama dapat terus dipertahankan ke depannya, sehingga angka stunting ini dapat lebih diperkecil lagi. Pemerintah Kota (Pemko) Batam bersama stakeholder lainnya tetap berkomitmen untuk terus mengupayakan penurunan angka stunting. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan BKKBN melibatkan sejumlah instansi pemerintah, seperti TNI-Polri, Puskesmas, baik tingkat pusat maupun daerah, serta mendapatkan dukungan dari bapak asuh, organisasi masyarakat, dan elemen masyarakat lainnya.

Masalah stunting ini dianggap sebagai tugas bersama dalam upaya menekan prevalensi stunting di Kota Batam. Untuk itu, tim satgas telah melakukan penyuluhan kepada calon pasangan yang akan menikah, termasuk pemeriksaan kebersihan dan asupan gizi sejak lahirnya anak. Sayangnya, masih terdapat sejumlah anak yang mengalami gizi buruk. Berdasarkan data dari 21 puskesmas di Batam pada Februari 2023, tercatat 157 orang mengalami gizi buruk dan 908 orang mengalami gizi kurang.

“Namun, melalui kerja keras dan upaya yang tak kenal lelah dari semua pihak, serta dukungan elemen lainnya, angka stunting di Kota Batam terus menurun. Dengan komunikasi yang lebih efektif kepada publik, kami berharap kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya penanganan stunting semakin meningkat. Hal ini akan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi prevalensi stunting setiap tahunnya di Kota Batam,” paparnya.

Seperti diketahui, Kota Batam kembali mencatat prestasi gemilang dalam penanganan stunting di Provinsi Kepulauan Riau. Pengumuman resmi tersebut pertama kali disampaikan melalui surat Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 440.5.7/4190/Bangda tanggal 1 Maret 2023 dan kemudian diteruskan melalui surat resmi Gubernur Kepulauan Riau Nomor B/440/974/BPPP-SET/2023 tanggal 15 Juni 2023 terhadap hasil penilaian kinerja stunting tahun 2022 yang mengevaluasi pelaksanaan aksi 1 hingga aksi 8 pada tahun tersebut. Dengan upaya kolaboratif yang luar biasa, Kota Batam berhasil mempertahankan gelar sebagai kota terbaik dalam mengatasi masalah stunting yang mengancam pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hasil penilaian kinerja lokus stunting tahun 2022 di Kepri adalah sebagai berikut:

  1. Peringkat I : Kota Batam
  2. Peringkat II : Kabupaten Bintan
  3. Peringkat III : Kabupaten Natuna
  4. Peringkat IV : Kabupaten Karimun
  5. Peringkat V : Kabupaten Lingga
  6. Peringkat VI : Kota Tanjungpinang
  7. Peringkat VII : Kabupaten Kepulauan Anambas

Mungkin Anda juga menyukai