Disperindag Sosialisasikan QRIS ke Pedagang Pasar Tradisional
Media Center Batam – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam bersama Bank BJB Cabang Batam terus melakukan sosialisasi dan edukasi penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Sosialisasi antara lain dilakukan kepada pedagang pasar tradisional di pasar hang tuah batu besar, Rabu (14/10). Pelaksanaan sosialisasi pun tak lupa dengan menerapkan protokol kesehatan.
Di tahap pertama, rencananya akan ada dua sasaran pasar yang akan diimplementasikan sistem pembayaran non-tunai, yakni Pasar Hang Tuah Batu Besar dan Pasar Seroja Dapur 12.
Kepala Bidang Pasar Disperindag Kota Batam Zulkarnain mengatakan ini merupakan langkah komunikasi dan sosialisasi penggunaan QRIS. Targetnya adalah pengelola tempat perbelanjaan, seperti pasar tradisional dan lain-lain.
“Edukasi terus kami lakukan kepada pedagang pasar tradisional. Tujuannya agar pedagang pasar tradisional paham bagaimana cara menggunakan QRIS. Sementara pedagang pasar tradisional yang belum memiliki QRIS diimbau untuk mendaftar, agar bisa diberikan QRIS,” katanya.
Penggunaan QRIS diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat khususnya pedagang pasar tradisional dalam bertransaksi. Dengan QRIS pedagang tak perlu menyediakan uang kembalian lagi. Selain itu uang akan langsung masuk ke dalam rekening.
“QRIS ini dapat melindungi pedagang dan konsumen dalam melakukan transaksi. Sebab, bertransaksi pakai QRIS itu sangat aman dan tidak ribet, dan terhindar dari kemungkinan peredaran uang palsu,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pedagang harus punya barcode QR rekening yang dikeluarkan bank. Sedangkan bagi pembeli, pakai QRIS sebagai kanal pembayaran itu harus punya aplikasi seperti OVO, Dana, LinkAja atau mobile banking yang sudah memiliki QR scanner seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, Sinarmas, Maybank, CIMB, dan lainnya.
“Jika semua itu sudah dimiliki maka tinggal pakai. Pembayaran lewat kanal QRIS bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja,” terangnya.
Usai memberikan sosialisasi, Zulkarnain mengajak pedagang praktik transaksi memakai QRIS. Dan saat itu pedagang mendaftar sejumlah 25 orang.