Rudi: Limbah Minyak Kerap Cemari Lokasi Wisata Bisa Dicegah

Media Center Batam – Keberadaan limbah minyak kerap mencemari destinasi wisata di Kota Batam. Wali Kota Batam Muhammad Rudi menawarkan pencegahan agar permasalahan ini bisa diatasi.

Dalam konferensi video bersama Pemerintah Pusat, keberadaan limbah minyak ini menjadi salah satu yang dibahas untuk dilakukan penindakan. “Negara tetangga (Singapura) sudah melakukan itu,” kata Rudi, Jumat (8/5).

Ia mengungkapkan salah satu cara penanganan limbah minyak ini dengan mengambil sampel di setiap kapal yang labuh jangkar. Kemudian tempat limbah minyak disegel.

“Kalau ada segel rusak langsung ditindak. Kalau ada limbah oli di laut langsung diuji sampel. Kalau cocok dengan yang sudah didata langsung ditindak,” ujarnya.

Hal ini dipaparkan Rudi mengingat selama ini penindakan pembuang limbah minyak di laut internasional itu tak bisa ditindak. Dengan merujuk cara Singapura, ia optimistis masalah yang datang saban tahun ini akan selesai.

“Ini artinya bisa kita tindak. Ini juga upaya pencegahan agar destinasi wisata di Batam tak lagi terganggu kedatangan limbah yang mencemari pantai ini,” katanya.

Untuk diketahui, limbah minyak ini kerap mencemari sejumlah wilayah di Kepri, termasuk Batam. Di kota berseberangan dengan Singapura ini pada tahun lalu tak hanya mengotori pantai kawasan Nongsa, limbah yang dibuang oknum dari kapal ini juga mencemari Pulau Air Raja, Galang. Pencemaran limbah ini mencapai 37,23 meter kubik atau sebanyak 186 drum.

DLH Batam sudah melaporkan kejadian ini ke Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selain itu ia juga sudah menyurati Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk meminta bantuan dana pembersihan limbah.

Adapun pencemaran limbah minyak tersebut merupakan musiman terjadi di Kota Batam. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah di tingkat pusat dalam koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Mungkin Anda juga menyukai