Rudi Bersyukur Ekonomi Batam Tumbuh Mendekati 6 Persen
Media Center Batam – Angka pertumbuhan ekonomi Batam tahun 2019 naik signifikan. Kenaikannya mencapai lebih dari 1 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Batam pada 2019 mencapai angka 5,92 persen. Sedangkan angka pertumbuhan ekonomi Batam tahun sebelumnya tercatat sebesar 4,56 persen.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan capaian ini menunjukkan bahwa pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota Batam sudah pada jalur yang tepat.
“Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita membaik. Ini menjadi bukti bahwa pengembangan kota yang kita lakukan sudah pada jalur yang tepat,” tutur Rudi di Belakangpadang, Jumat (28/2).
Rudi berharap pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Meski di awal tahun perekonomian global sudah dihantam akibat merebaknya virus corona di berbagai negara.
“Alhamdulillah capaian ini cukup baik. Karena kita di atas Provinsi Kepulauan Riau bahkan nasional,” kata Kepala BPS Batam, Rahyudin di Batam Centre, Jumat (28/2).
Adapun angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01 persen. Sedangkan ekonomi Kepri tumbuh 4,89 persen tahun 2019 lalu.
Sektor yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi adalah industri komunikasi dan informasi. Pertumbuhan sektor ini mencapai 11,97 persen.
Kemudian penyediaan akomodasi makan dan minum juga tumbuh di angka 9,62 persen. Selanjutnya pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang tumbuh 7,23 persen.
“Industri pengolahan atau manufaktur kita juga masih tumbuh, 7 persen. Dan konstruksi tumbuh 6,92 persen. Batam ini yang menunjang memang industri dan konstruksi. Kalau dua itu hidup, maka pertumbuhan naik. Tahun 2017 ekonomi lesu karena sektor konstruksi kolaps,” ujarnya.
Sektor lain yang ikut tumbuh adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan (6,35 persen); jasa keuangan dan asuransi (4,94 persen); perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor (4,51 persen); pengadaan listrik dan gas (4,23 persen); Real Estate (2,10 persen); jasa kesehatan dan kegiatan sosial (2,10 persen); jasa lainnya (1,97 persen); pertambangan dan penggalian (1,43 persen); administrasi pemerintahan, pertanahan, dan jaminan sosial wajib (1,08 persen); serta jasa pendidikan (0,71 persen).
Sementara sektor yang menahan laju pertumbuhan ekonomi Batam tahun 2019 lalu adalah industri transportasi dan pergudangan dengan angka -17,02 persen. Serta jasa perusahaan atau business activities yang tumbuh -8,74 persen.
Rahyudin mengatakan untuk tahun 2020 ada kemungkinan terjadi perlambatan dalam laju pertumbuhan ekonomi ini. Karena di awal tahun dunia sedang diserang wabah virus corona. Menurutnya hal ini akan sangat berpengaruh pada perekonomian Batam.
“Tahun ini bisa bertahan di 5 persen saja bagus. Karena bahan baku industri banyak dari China, jadi berpengaruh juga. Banyak karyawan dirumahkan. Pariwisata juga tertekan. Diduga akan membuat pertumbuhan ekonomi melambat,” kata dia.