Tingkatkan Kualitas Batik Batam, Dekranasda Jalin Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi

Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Ketua Dekranasda Batam, Marlin Agustina Rudi dengan Dekan Teknik Sipil dan Perencanaan UIB, Mulia Pamadi. Penandatanganan MoU pengembangan desain dan manajemen marketing batik Batam ini dilaksanakan di Aula UIB, Senin (21/10).

Media Center Batam – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Batam menjalin kerja sama dengan Universitas Internasional Batam (UIB). Kerja sama dilakukan dalam bidang pengembangan batik Batam.

Jalinan kerja sama ditandai penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Ketua Dekranasda Batam, Marlin Agustina Rudi dengan Dekan Teknik Sipil dan Perencanaan UIB, Mulia Pamadi. Penandatanganan MoU pengembangan desain dan manajemen marketing batik Batam ini dilaksanakan di Aula UIB, Senin (21/10).

“Dekranasda Kota Batam dalam tiga tahun terakhir bekerja sangat keras untuk meningkatkan produksi, kualitas, kuantitas, dan kompetensi tenaga ahli batik Batam. Hasilnya sudah mulai terlihat. Kualitas batik Batam tidak kalah dengan batik-batik dari Pulau Jawa,” tutur Marlin.

Ia mengatakan, tidak dapat  dipungkiri bahwa batik Jawa merupakan warisan turun temurun. Oleh  karena itu batik Batam masih perlu proses untuk dapat bersaing di dunia industri kreatif.

Keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki tidak menyurutkan semangat Ketua Dekranasda Kota Batam ini. Saat ini batik Batam telah memproduksi beberapa motif yaitu batik gonggong, motif biota laut, abstrak. Dan yang sedang viral saat ini adalah batik ikan marlin.

Kualitas para pengrajin juga ditingkatkan dari tahun ke tahun dengan diadakannya berbagai pelatihan. Dengan menghadirkan instruktur yang berkompeten dalam bidang membatik. Dimana saat ini Kota Batam telah memiliki 20 pengrajin batik dengan mempekerjakan puluhan orang dari setiap pengrajin.

“Saat ini kita sudah memiliki 20 pengrajin batik yang mempekerjakan puluhan orang. Batik yang dihasilkan juga berkualitas. Cuma pengrajin kita masih keteteran dalam memproduksi dan menghitung secara bisnisnya, karena itu ibu butuh bantuan mahasiswa-mahasiswi UIB untuk dapat membantu kami,” ujarnya.

Ia ingin ke depannya seluruh pengrajin di Kota Batam dapat menghitung nilai ekonomi, mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Berapa modal yang dikeluarkan dan berapa harga jual dari batik yang diproduksi.

Selain itu, manajemen keuangan dan manajemen pemasarannya juga sangat perlu dipelajari. Sehingga para pengrajin batik di Kota Batam menjadi pelaku usaha industri kreatif yang kuat secara ekonomi dan manajemen.

Mungkin Anda juga menyukai