Cegah Demam Babi, Karantina Gelar Rakor di Batam
Media Center Batam – Badan Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tanjungpinang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan Pemasukan Penyakit African Swine Fever (ASW) atau penyakit demam babi Afrika.
Penyakit demam babi merupakan virus DNA beruntai ganda yang menyebabkan demam berdarah dengan tingkat kematian yang tinggi pada babi domestik.
Walikota Batam, Muhammad Rudi yang membuka Rakor mengatakan acara ini sangat penting untuk mencegah masuknya penyakit demam babi di Batam. Di Batam katanya peternakan babi terdapat di Pulau Bulan. Namun masih banyak masyarakat di Batam yang berternak babi. Untuk itu menurutnya perlu disosialisikan tentang bahaya dan pencegahan demam babi.
“Wabah ini hanya menyerang pada babi saja tidak menjangkit kepada manusia. Saya terima kasih ada Rakor ini. Tidak ada lain salah satu untuk menjaga pertumbuhan ekonomi karena di sini peternakan babi ada di Pulau Bulan, bagaimana ekspor impor tidak terganggu,” ujar Rudi di Hotel Pacific, Rabu (2/10).
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Agus Sunanto mengatakan Rakor ini akan mendiskusikan, berkoordinasi dan bekerjasama tentang ASF. Penyebaran penyakit demam babi ini menurutnya sangat cepat. Pada tanggal 27 September 2019, penyakit demam babi sudah masuk ke Timor Leste.
“Begitu tahun 2018 masuk ke Cina, kita langsung warning ke seluruh UPT terkait resiko jika ini masuk ke Indonesia. Karena saat itu sudah masuk ke Philipina. Kita pun menindaklanjuti kenapa bisa masuk ke Timor Leste, padahal babi yang masuk ke Timur Leste asalnya dari NTT. Ternyata penularannya bisa melalui kandang dan peralatanan yang terkontaminasi virus,” jelasnya.
Agus menegaskan bahwa penyakit demam babi ini belum ada vaksin dan obat penyembuhannya. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan di daerah perbatasan terutama dalam hal pengangkutan babi ini.
Dalam Rakor ini Badan Karantina Pertanian Tanjungpinang juga mengundang Direktur PT Indotirta Suaka yang akan membahas tentang antisipasi pemasukan ASF di Pulau Bulan. Rakor ini akan membahas tentang kebijakan pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dalam mencegah masuknya penyakit ASF ke Indonesia. Selanjutnya membahas kebijakan Direktorat Kesehatan Hewan dalam mencegah masuknya penyakit ASF ke Indonesia serta upaya Pemprov Kepri dalam pencegahan masuknya ASF ke Kepulauan Riau.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, drh. Donni Muksydayan menyampaikan kegiatan ini melibatkan anggota Angkatan Laut, Bea Cukai, Imigrasi dan Kepala Karantina di Kabupaten/Kota se Provinsi Kepri. Rakor ini bertujuan untuk mensinergikan informasi penting tentang bahaya dan antisipasi penyakit demam babi. Terutama kepada aparatur di luar karantina agar memiliki kekuatan untuk membantu mencegah masuknya penyakit demam babi di Indonesia.(HP)