Museum Batam Resmi Terdaftar di Kementerian

KADISBUDPAR ARDIWINATA

Media Center Batam – Museum Batam resmi terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Artinya museum yang menggunakan bangunan eks astaka MTQ Nasional 2014 ini telah masuk basis data museum se-Indonesia milik Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

“Alhamdulillah surat pengajuan yang kita kirimkan ke Kementerian pada awal Agustus lalu sudah dibalas dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan pendirian museum,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata di Batam Centre, Senin (2/9).

Surat balasan berkop Direktorat Jenderal Kebudayaan ini ditandatangani Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Fitra Arda. Pada surat bertanggal 30 Agustus 2019 tersebut dinyatakan bahwa setelah melalui verifikasi terhadap dokumen profil yang diberikan Disbudpar Batam, Museum Batam telah memenuhi syarat pendirian.

Adapun syarat pendirian museum merujuk pada Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2015 tentang Museum, pasal 3 ayat (2) yaitu memiliki visi dan misi, koleksi, lokasi dan/atau bangunan, sumber daya manusia, sumber pendanaan tetap, dan nama museum.

“Museum kita didaftarkan dengan nomor 21.71.U.05.200. Meski sudah terdaftar masih ada beberapa berkas yang harus kita lengkapi. Dan akan segera kita kirimkan sesuai yang diminta melalui surat balasan tersebut,” ujarnya.

Setelah terdaftar, pihaknya akan segera melakukan pembenahan-pembenahan. Dengan terdaftarnya Museum Batam di basis data kementerian, maka dimungkinkan bagi museum untuk mendapat bantuan revitalisasi dari pusat.

Harapannya, museum ini kelak akan menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara (wisman). Karena berdasarkan survei Bank Indonesia beberapa waktu lalu, wisman yang datang ke Batam di antaranya ingin melihat museum.

“Sementara di Batam belum ada. Karena itulah kita mengejar pembentukan museum ini,” kata dia.

Isi museum ini nantinya adalah perjalanan Kota Batam sejak masa kesultanan Riau Lingga, sampai menjadi kota modern seperti sekarang. Selain itu juga akan dipamerkan produk kebudayaan masyarakat melayu setempat.

“Juga ada ratusan keping keramik yang ditemukan di laut Sembulang Galang, serahan dari Kejaksaan dan TNI AL. Keramik ini diketahui dari zaman dinasti Ming, berdasarkan hasil kurasi tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatra Barat,” pungkas Ardi.

Mungkin Anda juga menyukai

DD