Pramuka Batam Peragakan Smapur Diiringi Musik KPOP

Pramuka Batam tampil kekinian dalam rangkaian upacara Hari Pramuka ke-58 tahun 2019 di Dataran Engku Putri Batam Centre, Minggu (18/8). Bendera smapur diperagakan dengan iringan lagu Kill This Love dari girlband Korea Blackpink. Selain musik KPOP juga diputarkan lagu Ziggy Zagga dari Gen Halilintar sebagai pengiring. FOTO : (HUMAS PEMKO BATAM)

Media Center Batam – Pramuka Batam tampil kekinian dalam rangkaian upacara Hari Pramuka ke-58 tahun 2019 di Dataran Engku Putri Batam Centre, Minggu (18/8). Bendera smapur diperagakan dengan iringan lagu Kill This Love dari girlband Korea Blackpink. Selain musik KPOP juga diputarkan lagu Ziggy Zagga dari Gen Halilintar sebagai pengiring.

Upacara ini diikuti 1.000 anggota Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Batam. Adapun yang bertindak selaku inspektur upacara adalah Walikota Batam, Muhammad Rudi.

Pada kesempatan tersebut, Rudi membacakan sambutan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Budi Waseso. Dalam sambutannya disebutkan bahwa tema Hari Pramuka kali ini adalah “Bersama Segenap Komponen Bangsa, Gerakan Pramuka Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI”. Menurutnya tema ini hadir di tengah-tengah keprihatinan banyaknya masalah kekinian yang mengancam keutuhan dan keberlangsungan negara dan bangsa Indonesia.

Momen Hari Pramuka dimanfaatkan mantan Kabareskrim Polri ini untuk menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh anggota Pramuka di Indonesia. Di antaranya terkait Kolusi Korupsi Nepotisme (KKN), globalisasi, kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Selain itu ia juga menyampaikan keprihatinan tentang belum terstandarnya seragam Pramuka. Baik warna, desain, atribut, dan tata cara penggunaannya.

“Menunjukkan kurangnya perhatian selama ini tentang kesadaran arti penting persatuan dan kesatuan. Gerakan Pramuka akan Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI, jika kesadaran akan persatuan menjadi hal yang utama. Untuk itu, peninjauan dan pembaruan seragam Pramuka menjadi prioritas Kwartir Nasional dalam upaya menjadikan seragam mempunyai ciri kesamaan, mulai dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote, mulai dari Pembina sampai dengan anggota Pramuka Siaga, serta mulai dari Kwartir Nasional hingga Gugus Depan,” tutur Rudi membacakan sambutan mantan Kepala BNN RI tersebut.

Kegiatan Gerakan Pramuka, sambungnya, merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Sehingga penyelarasannya dengan jenjang pendidikan formal dan pendidikan non formal lainnya menjadi sangat penting.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang kini merupakan bagian dari program wajib belajar, belum sepenuhnya terakomodir dalam penjenjangan Gerakan Pramuka. Untuk itu, Kwartir Nasional pada Hari Pramuka 2019 ini akan meminta Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional meluncurkan (soft launching) Pramuka Pra-Siaga, yaitu bagi anak- anak yang belum berusia 7 (tujuh) tahun.

Pramuka Pra-Siaga memang telah diperkenalkan dalam Pasal 17 Anggaran Dasar dan Pasal 38 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, tetapi belum terakomodir dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

“Sejauh ini memang belum semua negara memiliki jenjang Pramuka Pra-Siaga, kecuali negara-negara maju. Oleh karena itu, sambil menyiapkan regulasinya yang kuat, saya meminta kepada setiap Kwartir untuk mensukseskan peluncuran Pramuka Pra-Siaga ini di wilayah kerja masing-masing, guna menjadikan Gerakan Pramuka dapat mengikuti percepatan memajukan bangsa dan negara, sejalan dengan perkembangan global,” ucap Rudi yang menjabat sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Kota Batam.

Mungkin Anda juga menyukai