Pemko Buka 2 SMPN Baru di Sagulung

Walikota Batam, Muhammad Rudi saat pertemuan dengan orangtua murid.

Media Center Batam – Pemerintah Kota Batam tambah dua sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kecamatan Sagulung. Dua sekolah ini dibuka untuk mengakomodir calon siswa yang tak tertampung di sekolah negeri pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019/2020.

“Dari sistem zonasi ada hampir 500 anak di Sagulung yang tak tertampung. Mereka ini yang tidak mendaftar ke swasta. Sementara di aturan, tiap sekolah hanya boleh 11 rombongan belajar (rombel). Tiap rombel maksimal 32 siswa. Supaya tak melanggar, tak ada jalan lain, kita buka sekolah baru,” kata Walikota Batam, Muhammad Rudi usai pertemuan dengan orangtua murid di SMPN 9, Senin (17/6).

Penambahan dua sekolah baru ini dinilai bisa menampung 400-an siswa tersebut. Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Batam, Andi Agung mengatakan dua sekolah ini akan dibangun di Kelurahan Sei Lekop dan Sagulung Kota.

Sekolah di Sei Lekop untuk anak-anak yang tak tertampung di SMPN 27. Sedangkan sekolah baru di Sagulung Kota nantinya untuk calon siswa yang tak diterima di SMPN 9.

“Di Sagulung ada sembilan SMP negeri. Yang masalah, SMPN 9 kelebihan yang tak tertampung 231 orang, SMPN 27 tak tertampung 238 orang, SMPN 37 ada 90 anak, SMPN 50 ada 41 orang. Kalau dihitung seluruhnya 709 orang yang tak tertampung,” papar Andi.

Sekolah baru ini dirasa solusi paling tepat untuk di Sagulung. Khususnya untuk menyelesaikan masalah di SMPN 9 dan 27. Karena penambahan rombel di dua sekolah itu tetap menyisakan ratusan anak.

“SMPN 27 sudah sembilan rombel. Dalam aturan maksimal 11 rombel. Kalaupun tambah dua rombel masih ada yang tak tertampung 158 orang. Begitu juga SMPN 9, hanya bisa tambah dua rombel. Masih tak tertampung 151 siswa,” ujarnya.

Sedangkan untuk sekolah lainnya diselesaikan dengan penambahan rombel. Seperti di SMPN 21, SMPN 37, dan SMPN 50.

Kepala SMPN 38 Batam, Alfida Hasan pada kesempatan tersebut meminta pemerintah menambah dua ruang kelas baru (RKB) di sekolahnya. Karena menurutnya lokal yang ada sekarang tidak mencukupi apalagi apabila ada penambahan rombel.

“Kami sendiri sudah menolak 70 siswa, termasuk limpahan dari SMPN 9 sebanyak 32 orang. Kalau RKB tambah, bisa tambah rombel. Ruangan kami lima. Kalau tambah rombel, ruangan tak ada. Tambah dua saja jadilah Pak. Tahun depan kami pikirkannya. Kami tak berani dua shif karena khawatir anak kami diganggu punk sore hari,” tuturnya di hadapan Walikota.

Mungkin Anda juga menyukai

DD