Penilaian Lomba Hias Kampung Rampung, Pengumuman di Malam Takbir
Media Center Batam – Penjurian lomba hias kampung Kecamatan Belakangpadang berlangsung Sabtu (25/5). Lomba ini diadakan pihak kecamatan dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadan 1440 H/2019.
Juri lomba sebanyak empat orang yang berasal dari instansi berbeda. Yakni Polsek Belakangpadang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Pertamina Sambu, dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Kepulauan Riau.
“Kita sengaja memilih juri dari luar kelurahan dan kecamatan. Supaya benar-benar independent. Karena kalau staf kelurahan atau kecamatan kan ada yang warga sini juga, nanti khawatirnya dinilai tak netral,” tutur Camat Belakangpadang, Yudi Admaji.
Ada 13 perkampungan yang dinilai dalam lomba ini. Yaitu Sungai Buaya, Pulau Sekanak, Kampung Tengah, Kampung Baru, Kampung Tanjung, Kebun Tempang, Dapur Arang, Rawasari, Kampung Melayu, Kampung Jawa Janatul Firdaus, Kampung Jawa Nurul Ikhsan, Kampung Bugis Pasir Putih, serta Kampung Bugis Batu Gajah.
Satu persatu kampung dikunjungi rombongan dewan juri untuk diberi nilai. Penilaian dewan juri berdasarkan pada tiga kriteria. Yakni tema dengan bobot nilai 20, estetika bobot 30, dan kemeriahan bobot 50 poin.
“Kemeriahan ini kita melihat partisipasi warganya. Semakin banyak rumah yang dihiasi berarti semakin meriah. Jadi tak hanya jalan di perkampungannya yang dihias lampu, rumah warganya kami harap juga begitu,” ujar Yudi.
Semarak Ramadan di Kecamatan Belakangpadang ini begitu terasa dengan adanya lomba hias kampung. Tiap kampung bersolek dengan caranya masing-masing. Meski sebagian besar mengandalkan lampu warna-warni, tapi tiap kampung punya ciri khas sendiri.
Seperti Kebun Tempang yang mengangkat tema Upin Ipin. Gambar tokoh-tokoh di kartun asal negeri jiran ini dicetak berukuran besar. Sehingga bisa menjadi latar foto pengunjung.
Ada juga kampung yang memanfaatkan sampah botol plastik sebagai kreativitas hiasan lampu. Atau melilitkannya di deretan bambu sehingga membentuk lorong dengan lampu kerlap-kerlip.
Nuansa sedikit berbeda tampak di Pulau Sekanak. Kampung tak dihiasi dengan lampu listrik melainkan colok, lampu minyak tradisional.
Sekretaris Camat Belakangpadang, Bambang Adi Saputra mengatakan lomba ini dalam rangka Gebyar Ramadan Kecamatan Belakangpadang. Selain lomba hias kampung, juga digelar lomba pawai takbir dan lomba astaka. Astaka yang dimaksud adalah miniatur masjid yang dibawa keliling saat pawai takbir.
“Pengumunan lombanya akan diadakan di malam takbir, termasuk lomba hias kampung ini,” tutur Ketua Panitia Lomba ini.
Belakangpadang merupakan kecamatan yang berlokasi terpisah dari pulau utama Batam. Akses ke pulau ini melalui jalur laut dengan menggunakan kapal motor tempel. Waktu tempuh dari pelabuhan terdekat di pulau utama sekitar 30 menit. Kegiatan lomba ini diharapkan juga bisa menjadi daya tarik wisatawan.