Sekda Laporkan Langkah Batam Tekan Inflasi di Rapat TPID

Media Center Batam – Pemerintah Provinsi Kepri menggelar High Level Meeting Tim Pengendalian inflasi Daerah (TPID) Tahun 2019. Pertemuan digelar di ruang rapat utama Kantor Gubernur Provinsi Kepri di Dompak, Selasa (21/5).

Rapat ini dihadiri perwakilan pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Kepri. Fokus utama pembahasan adalah strategi untuk mengantisipasi risiko inflasi pada Ramadan dan lebaran 1440 H.

Pada pertemuan tersebut tiap daerah melaporkan tentang strategi menekan harga pasar selama Ramadan dan jelang Idul Fitri. Selain itu juga melaporkan ketersediaan bahan pokok di daerah masing-masing.

Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin menyampaikan ketersediaan bahan pokok di Kota Batam aman hingga pascalebaran. Meski diakuinya harga beberapa komoditas seperti cabai alami kenaikan.

Menurut dia, kenaikan harga cabai di pasar disebabkan tingginya biaya transportasi. Yakni mencapai Rp 25 ribu per kilogram. Biaya sewa gudang di bandara juga menjadi salah satu alasan pedagang menaikkan harga cabai.

“Salah satu upaya yang dilakukan Pemko Batam untuk menekan inflasi adalah dengan menggelar pasar murah TPID yang sudah dilakukan menjelang Ramadan. Dan saat ini juga masih berlangsung. Menjelang lebaran akan kita gelar kembali. Pak Wali juga sudah mengundang distributor untuk menyelenggarakan pasar murah ini, dan mereka bersedia menjual dengan harga di bawah harga pasar,” terangnya.

Antusiasme masyarakat sangat tinggi menyambut pasar murah ini. Karena selisih harga yang cukup besar dibandingkan dengan harga pasar. Misal harga daging beku di pasar murah TPID Rp 70 ribu per Kg. Selisihnya dengan harga pasar mencapai Rp 10 ribu per kg.

Sama halnya dengan Kota Batam, Kabupaten/Kota lainnya juga mengalami beberapa kendala terkait ketersediaan dan harga bahan pokok di daerahnya. Kabupaten Natuna misalnya, harga gula mencapai Rp 15 ribu per kg. 

Menanggapi laporan dari masing-masing kabupaten/kota, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun berjanji akan melaporkan hasil rapat ini ke pimpinan tertinggi. Terutama terkait kenaikan harga cabai yang disebabkan tingginya biaya transportasi.

Jika kenaikan harga disebabkan kondisi cuaca menurutnya dapat dimaklumi. Namun jika menyangkut kebijakan, perlu dibahas lebih lanjut.

“Kita sering mendorong petani untuk produksi cabai. Kita turun ke lapangan agar petani mau bercocok tanam cabai,” kata dia.

Jasa transportasi juga harus didorong untuk berperan dalam menjaga kestabilan harga. Bagaimana caranya agar harga pengiriman barang tidak mahal namun tidak merugikan pihak penyedia jasa.

Mungkin Anda juga menyukai