Kelembak Dikembangkan Jadi Kampung Wisata Mandiri

Kegiatan penanaman pohon di Kampung Tua Kelembak sebagai upaya mempersiapkan kawasan tersebut menjadi Kampung Wisata Mandiri. Penanaman pohon dilaksanakan Minggu (27/1).(foto: dok.ARB)

 

Media Center Batam – Wisata berbasis masyarakat sedang dikembangkan di Kampung Tua Kelembak Kelurahan Sambau Kecamatan Nongsa. Pengembangan Kelembak menjadi Kampung Wisata Mandiri ini di bawah binaan Aliansi Rehabilitasi Bumi (ARB).

“Konsep kita mengembangkan wisata dengan masyarakat sebagai pelaku utamanya. Jadi selain fasilitas disiapkan, masyarakatnya juga kita bina untuk siap menyambut wisatawan,” kata Ketua ARB, Ferry Iriandi dalam acara gotong royong dan penanaman pohon di Kelembak, Minggu (27/1).

Sikap masyarakat, kata Ferry, menjadi pondasi utama wisata di Kelembak. Karena itu, dalam beberapa bulan terakhir warga setempat dibiasakan untuk saling menyapa dan tersenyum ramah.

Pada awal Februari, rencananya juga akan dilaksanakan rumah belajar seni. Bekerja sama dengan Universitas Universal, masyarakat diajarkan terkait kebudayaan melayu untuk dipertunjukkan ke pengunjung.

“Dari segi lingkungan, kita sudah menghijaukan Kelembak dengan menjaga lanskap Melayu jaman dulu yang ada di situ,” ujarnya.

Kampung Wisata Kelembak ini juga direncanakan menjadi kawasan wisata edukasi. Rombongan turis yang datang disambut kompang dan tarian melayu. Kemudian dikawal ke bengkel Jong, gasing, dan permainan rakyat lainnya.

“Jadi turis tak cuma melihat tapi juga nanti belajar membuat dan memainkan,” tuturnya.

Seperti kawasan wisata pada umumnya, di Kelembak juga akan tersedia tempat penjualan makanan dan buah tangan. Namun transaksi di Kelembak ini akan dirancang dengan menggunakan alat pembayaran khusus.

Jadi pengunjung ketika datang langsung bisa menukarkan uang Rupiah dengan alat pembayaran ini. Dan uang khusus tersebut yang digunakan untuk transaksi di dalam kawasan wisata Kelembak.

Kampung tua Kelembak berisikan 36 rumah yang dihuni sekitar 60 kepala keluarga. Jumlah jiwa yang ada di dalamnya berkisar 130 orang.

“Ke depan, kita juga ingin membangun semacam tempat edukasi kupu-kupu. Ini sebagai ikonnya. Karena Kelembak ini adalah nama kupu-kupu. Dan di sana dulu memang banyak kupu-kupu,” kata dia.

Mungkin Anda juga menyukai