Kemenpar Kejar 17 Juta Wisman, Kepri Ditarget 3,5 Juta
Media Center Batam – Kementerian Pariwisata menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang 2018 ini. Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar, Guntur Sakti mengatakan angka 17 juta ini berarti kunjungan wisman harus tumbuh 21 persen dibanding kunjungan di 2017 lalu. Karena pada 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 14,04 juta.
“Target pertumbuhan 21 persen ini jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional Asean 7 persen dan dunia 6,4 persen,” kata Guntur dalam Sosialisasi Kebijakan Kemenpar di Radisson Golf and Convention Center Batam, Jumat (31/8).
Kepulauan Riau dipilih sebagai lokasi sosialisasi karena merupakan satu dari tiga provinsi yang ditargetkan menyumbang penambahan kunjungan wisman. Khusus Kepri, target kunjungan wisman ditetapkan 3,5 juta di 2018. Atau naik sekitar 68 persen dibanding capaian 2017 sebanyak 2.074.534 kunjungan wisman.
“Diperlukan usaha yang tak biasa untuk mencapai hasil luar biasa. Untuk itu perlu strategi marketing khusus supaya bisa meningkatkan angka kunjungan sesuai target dari Presiden Joko Widodo tersebut,” tuturnya.
Ada tiga program pemasaran khusus yang disiapkan Kemenpar untuk gapai target ini. Pertama yaitu insentif kepada airlines dan wholesaler. Program ini bertujuan mengisi idle capacity atau kursi kosong saat musim kunjungan wisatawan minim (low season).
“Wholesaler juga diberi insentif. Mereka dijadikan endorser untuk meningkatkan kedatangan orang ke Indoensia. Mereka berkomitmen 730 ribu lebih wisman akan masuk melalui program ini,” ujar pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Pariwisata Kepri ini.
Program kedua diberi nama ViWI, singkatan dari Visit Wonderful Indonesia. Bentuk programnya berupa promo paket wisata bertajuk Hot Deals. Seperti diskon tiket kapal jika membeli dengan paket wisata tertentu. Misal tiket kapal plus hotel, voucher restoran, spa, salon, golf, dan sebagainya.
Hot Deals ini ditawarkan Kemenpar di tiga pintu masuk utama wisatawan ke Indonesia, yaitu Bali, Jakarta, dan Kepri. Dan menurut Guntur, paket paling banyak terjual di Kepri.
“Paling laku itu Kepri. Start April di Kepri, 141.180 paket sudah dibeli wisman. Targetnya 500.000,” kata mantan Kepala Dinas Pariwisata Batam tersebut.
Guntur menjelaskan ada beberapa perbedaan mendasar dalam kepariwisataan antara Kepri dan Jakarta. Hot Deals di Kepri berbasis transportasi laut. Sesuai data, 75 persen wisman masuk Indonesia itu melalui jalur udara. Tapi tidak berlaku untuk Kepri, yang 99 persen wisman masuk melalui pelabuhan laut.
Kemudian hotel di Kepri biasanya sepi saat hari kerja (weekdays), dan ramai ketika akhir pekan (weekends). Sedangkan Jakarta ramai di weekdays dan sepi di weekends.
“Program ketiga yaitu Competing Destination Model (CDM). Istilahnya itu menggoda orang melalui platform digital. Misal tadinya mau ke mana, akhirnya ke Indonesia. Program ini baru start Agustus,” kata mantan Kepala Dinas Kominfo Kepri itu.
Melalui tiga program ini diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisman dibanding penggunaan cara-cara biasa. Menurutnya jika cara biasa digunakan, hanya bisa menggaet 15 juta wisman, atau 1.250.000 kunjungan per bulan.
“Dua juta kurangnya dari mana. Tiga program tadi. Tapi kami targetkan tambahan 2,5 juta. Satu juta Hot Deals dari Bali, 1 juta dari Jakarta, dan 500.000 dari Kepri. Karena kunjungan wisman di Indonesia itu 40 persen disumbang dari Bali, 30 persen dari Jakarta, 20 persen dari Kepri. Sisa 10 persen dibagi seluruh daerah Indonesia,” tutur mantan Kepala Bagian Humas Pemko Batam ini.