Disperindag Aktifkan Kembali Pasar Seroja
Media Center Batam – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam mengaktifkan kembali Pasar Seroja yang berlokasi di Kecamatan Sagulung. Aktivasi pasar milik Pemerintah Kota Batam ini dilakukan dengan menggandeng Bulog dan Koperasi Petani.
“Komoditi yang dijual ada beras, gula, tepung, telur, sayuran, cabai, bawang, daging,” kata Kepala Disperindag Batam, Zarefriadi, Kamis (16/8).
Komoditi di pasar ini, kata dia, dijual dengan harga distributor. Artinya lebih murah lebih dari harga pedagang umumnya.
“Untuk Pasar Bulog ini satu kali seminggu. Nanti dievaluasi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam, Mardanis mengatakan untuk komoditas yang dijual Koperasi Petani penjualannya dilakukan setiap hari, tak hanya seminggu sekali.
“Kita minta satu kios untuk Koperasi Petani di pasar Dapur 12 (Seroja), Tiban Lama, dan Nongsa. Untuk menampung komoditi hasil tani di Batam. Kalau kurang baru ambil dari luar,” sebut Mardanis.
Tapi untuk Nongsa, sambungnya, belum dibuka setiap hari. Karena masih terbatasnya pasokan yang dimiliki Koperasi Petani.
Bahan pangan yang disediakan Koperasi Petani antara lain sayur, cabai, telur. Dan ke depannya koperasi petani mitra DKPP ini juga berencana menjual ayam.
“Alhamdulillah tadi habis. Telur tak ada sisa. Karena kami jual Rp 40.000 per papan. Di pasar masih Rp 42-43 ribu,” paparnya.
Dalam waktu dekat, Koperasi Petani juga akan memasukkan barang dari Sumatera Barat. Sebagai tindak lanjut kerjasama antara Pemerintah Kota Batam dan Pemerintah Provinsi Sumbar beberapa waktu lalu.
“Dari Padang habis 17 Agustus dia kirim barang. Sekarang masih barang lokal dulu. Sayur kami belum ada produksi, telur distributor, bawang merah distributor. Koperasi Petani itu pengecer juga, kalau sudah besar bisa jadi distributor juga,” kata dia.
Mardanis mengatakan ikut sertanya Koperasi Petani ini menjual produk pangan adalah untuk membantu masyarakat dengan menjual di harga distributor. Tujuannya biar pasar tahu harga standar tiap produk.
“Jangan bawang putih modal sekian, jual untungnya sampai puluhan ribu. Kami cuma untung berapa ribu. Garam juga, jual Rp 2.000 masih hidup, ini dijual Rp 3.500. Niatnya membantu masyarakat saja,” ujarnya.