Realisasi Tunda Bayar Pemda Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Media Center Batam – Realisasi tunda bayar pemerintah daerah membantu tingkatkan angka pertumbuhan ekonomi triwulan I 2018. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (BI Kepri), Gusti Raizal Eka Putra dalam Penjelasan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kepri di Hotel Radisson, Minggu (22/5).

“Berdasarkan hasil FGD (focus group discussion), pertumbuhan konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh tunda bayar proyek APBD triwulan IV-2017 yang dibayarkan triwulan I-2018,” kata Gusti.

Ia menjelaskan konsumsi pemerintah di triwulan I 2018 ini tumbuh menguat 9,00 persen (year on year/yoy). Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,01 persen (yoy).

Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan konsumsi pemerintah yakni realisasi APBN (tanpa belanja modal) sebesar 13,66 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 10,74 persen. Serta realisasi Belanja Pemda (tanpa belanja modal) tercatat sebesar 9,94 persen dari total anggaran, lebih tinggi dari triwulan IV-2017 sebesar 8,59 persen dari total anggaran. 

BI Kepri mencatat pertumbuhan ekonomi Kepri triwulan I 2018 sebesar 4,47 persen (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya, 2,57 persen (yoy). Namun masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional, 5,06 persen (yoy).

“Perekonomian nasional memang tumbuh 5,06 persen. Tapi melambat dibanding periode sebelumnya, 5,19 persen. Sumatera juga melambat. Pada triwulan IV 2017 ekonomi tumbuh 4,43 persen. Sedangkan pada triwulan I 2018 tumbuh 4,37 persen. Sementara Kepri tumbuh positif dari 2,57 persen di triwulan IV 2017 menjadi 4,47 persen di triwulan I 2018 ini,” paparnya.

Pertumbuhan ekonomi Kepri ini tak hanya didorong konsumsi pemerintah. Dari sisi permintaan, dorongan positif juga dipengaruhi oleh perbaikan kinerja investasi.

Kinerja investasi meningkat 6,49 persen. Investasi bangunan tumbuh menguat sebesar 6,05 persen (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,96 persen (yoy). Sedangkan investasi non bangunan tumbuh sebesar 5,35 persen (yoy), naik cukup signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang terkontraksi 3,34 persen (yoy).

“Sementara dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kepri didorong oleh industri pengolahan, konstruksi, dan pertambangan,” kata Gusti.

Kinerja sektor industri mengalami pertumbuhan 4,43 persen (yoy), pertumbuhan ini terutama ditopang oleh pertumbuhan produksi kapal dan struktur terapung lainnya, serta produk besi baja. Sejalan dengan meningkatnya realisasi pertumbuhan investasi bangunan, sektor konstruksi juga tumbuh 5,08 persen (yoy) dari terkontraksi 0,18 persen (yoy) triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan juga dicatat oleh sektor pertambangan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kenaikan harga minya dan gas bumi serta relaksasi ekspor bauksit. Sektor perdagangan tumbuh sebesar 5,84 persen (yoy), dipengaruhi oleh tingginya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan laporan. Kunjungan wisman disebutkan tumbuh 27,27 persen (yoy) dibanding triwulan lalu 17,23 persen (yoy).

“Untuk pertumbuhan ekonomi Kepri 2018, diperkirakan tumbuh menguat pada kisaran 3,6-4,0 persen dengan inflasi diperkirakan berada di kisaran target 3,5+/-1 persen. Kalau kwartal kedua baik, kemungkinan kwartal ketiga nanti juga membaik,” ujarnya.

Mungkin Anda juga menyukai

DD