Kepri Masih Alami Deflasi di April 2018

 Provinsi Kepulauan Riau alami deflasi pada April 2018. Besar deflasi tercatat 0,29 persen (month to month/mtm). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, 0,21 persen (mtm) maupun inflasi nasional 0,10 persen (mtm).

“Secara tahunan inflasi indeks harga konsumen (IHK) Kepri tercatat 4,35 persen (year on year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,05 persen (yoy). Namun lebih tinggi dari inflasi nasional 3,41 persen (yoy),” papar Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra melalui siaran pers Jumat (11/5) lalu.

Menurutnya kelompok komoditas colatile food dan administered prices menjadi pendorong deflasi Kepri. Sedangkan komoditas inti mencatatkan inflasi.

Kelompok volatile foods mencatatkan deflasi 1,45 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,83 persen (mtm). Deflasi terutama bersumber dari penurunan harga komoditas cabai merah dan bayam. Penurunan harga cabai merah disebabkan meningkatnya pasokan di sentra penghasil Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Lancarnya pasokan bayam juga mempengaruhi harga bayam.

Sementara kelompok administered prices mencatatkan deflasi 0,11 persen (mtm). Tingkatnya sama dengan deflasi bulan Maret. Deflasi terutama bersumber dari penurunan tarif angkutan udara.

“Di kelompok inti, inflasi tercatat 0,05 persen (mtm). Berada pada tingkat inflasi yang sama dengan bulan sebelumnya. Inflasi kelompok inti bersumber dari kenaikan harga emas perhiasan dengan inflasi tercatat 1,57 persen (mtm) dengan andil 0,02 persen (mtm). Peningkatan harga emas perhiasan tersebut sejalan dengan kenaikan harga emas dunia sejak awal 2018,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri ini.

Mungkin Anda juga menyukai

DD